Tak Berkategori

Yulia, Staf Komisi IV DPRD Kalsel Mengkritisi Bahasa Gaul

apahabar.com, BANJARMASIN – Setiap hari Yulia Zefriani Putri berangkat ke tempat kerja. Staf Komisi IV DPRD…

Featured-Image
Yulia, Staf Komisi IV DPRD Kalsel. Foto-apahabar.com/Rizal

bakabar.com, BANJARMASIN - Setiap hari Yulia Zefriani Putri berangkat ke tempat kerja. Staf Komisi IV DPRD Kalsel ini datang lebih awal sebelum anggota dewan ngantor ke Rumah banjar di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.

Di balik meja panjang berukuran 40 kali 120 sentimeter persegi, gadis yang baru lulus perguruan tinggi ini biasa menghabiskan waktu. Setiap hari pekerjaan Yuli adalah memeriksa berkas Komisi IV DPRD Kalsel, menyusun, hingga mencetak.

Sebagai sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Yuli tentu punya kepekaan berbahasa yang berbeda dibanding orang lain.

Sempat punya cita-cita menjadi seorang guru, perempuan kelahiran 1994 ini punya khawatiran tersendiri pada kebiasaan generasi muda kini yang membudayakan berbicara dengan bahasa gaul atau bahasa asing.

“Kalau saya perhatikan, anak remaja saat ini sudah sangat sering menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa sendiri,” ujar Yulia sambil kembali mengingat-inggat sedikit cerita masa kecilnya.

Dia menjelasakan, bahasa Indonesia ada untuk mempersatukan bangsa. Nah saat ini menurut pandangan Yulia anak-anak sudah tak sadar soal itu. Mereka lebih cendrung memakai bahasa asing ketimbang bahasa persatuan negeri ini.

Dari satu sisi memang, ada keuntungan tersendiri bila bisa berbicara memakai bahasa asing. Namun alangkah baiknya anak-anak usia sekolah, tetap memegang erat bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

Baca Juga:Farah Amalia Menggantikan Ayahnya di DPRD Kalsel

Wanita yang punya garis keturunan Minang ini juga sedikit menyayangkan kebiasaan anak sekarang. Kebanyakan anak usia muda saat ini lebih condong pada memakai bahasa Korea, Malaysia dan bahasa Inggaris.

Mengapa ? Karena kemudahan akses internet lah yang menjadi sumber tersebut. Setiap individu memang diakuinya punya penilaian dan ukuran sendiri soal dunia bebas hambatan itu. Namun alangkah baiknya orangtua lebih memperhatikan apa yang biasanya anak lakukan.

“Sebenarnya mendengar anak kecil yang sok ngomong bahasa Indonesia pun agak sedikit lucu ya. Lebih bagus memakai bahasa Banjar dibanding sok-sokan pakai Bahasa Indonesia,” Kata dia.

Saat diajak berbicara soal kecakapan anak muda yang sering menggunakan bahasa asing di banding bahasa Indoneisa, Yulia justru lebih setuju jika para generasi muda itu bisa mengunakan bahasa sesuai dengan tempatnya.

Selain kecakapan berbahasa, Yulia juga sering melihat beberapa tulisan yang menurutnya janggal karena tidak sesuai dengan kamus bahasa.

“Ada beberapa lokasi yang saya perhatikan, penulisannya masih kurang tepat, bahkan tidak ada terdapat dalam kamus bahasa Indonesia. Misal kata propinsi kalau dalam kamus itu penulisanya provinsi,” kata Yulia sambil mencontohkan beberapa kosa kata lainya.

Dia menyarankan, gunakan lah bahasa Indoneisa dengan baik dan kurangi berbicara dengan bahasa asing, karena bahasa Indoneisa adalah bahasa yang bisa mempersatukan segala suku dan budaya negeri ini.

“Lagian, bahasa Indonesia, bahasa Banjar, itu adalah bahasa ibu kita, nah kita itu harus membudayakan bahasa itu,” pungkasnya.

Baca Juga:Ini Pendapat Milenial Soal Pemilu

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner