Tak Berkategori

Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari (3), Aktivis NU Kalsel yang Dipuji Banyak Ulama

apahabar.com, BANJARMASIN – Kewafatan Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari menjadi pukulan besar bagi umat…

Featured-Image
Tuan Guru Husin Qaderi Al Banjari. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Kewafatan Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari menjadi pukulan besar bagi umat Islam, khususnya di Kalimantan Selatan. Pujian akan ilmu dan kepribadian-nya pun kemudian mengalir di lidah warga hingga para ulama.

Menurut penelitian UIN Antasari Banjarmasin, Tuan Guru H Husin Qaderi menjadi anggota Syuriah NU di tahun 1952 saat organisasi itu menjadi partai politik. Pada pemilu pertama di tahun 1955, beliau terpilih sebagai Anggota Konstituante dari Partai NU. Pada masa khidmat 1965-1968, beliau menjabat sebagai anggota (a'wan) di masa kepemimpinan Tuan Guru H Salman Djalil (Rois Suriah NU Kalsel).

Kendati berpolitik, karisma keulamaan Tuan Guru H Husin Qaderi tidak luntur. Bahkan, banyak ulama yang memuji beliau.

Dua di antara banyak ulama tersebut adalah ulama yang dikenal dengan julukan "Dua Mutiara dari Tanah Banjar" karena pernah mengajar di Masjidil Haram, yakni Tuan Guru H Anang Sya'rani Arif Al Banjari dan Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan Al Banjari.

Tuan Guru H Anang Sya'rani Arif memuji Tuan Guru Husin Qaderi Al Banjari, “Tidak ada yang dapat menyamai Anang (panggilan akrab Guru Husin Qaderi, red) masalah kehebatan-nya, antara syariat dan hakikat, baginya sama berat timbangan-nya.”

Baca Juga:Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari (1), Qadhi Santun yang Tak "Makan" Gaji

Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan Al Banjari pun memberikan pujian, “Tidak ada yang bisa menyamai-nya apalagi melebihi akhlak Haji Husin Qadri di zaman sekarang dan akan datang."

Pujian tidak saja datang dari ulama Banjar. sebagaimana diceritakan dalam riwayat hidup Tuan Guru H Husin Qaderi; ada seorang ulama besar dari Aceh menghadiri majelis taklim yang diasuh Tuan Guru Husin Qaderi di Masjid Al Karomah Martapura setelah shalat ashar. Ulama itu datang bersama temannya dan duduk membaur dengan banyak jemaah.

Setelah majelis selesai, dia berkata pada temannya, “Tidak ada yang dapat menyamai ulama ini. Dari segi ilmu mungkin banyak ulama lain juga memilikinya. Tapi, ia memiliki Nur yang langsung ia dapat dari Allah SWT inilah yang membedakannya dengan orang lain."

Di lain cerita (dikutip dari riwayat hidup Tuan Guru H Husin Qaderi), setelah wafatnya Tuan Guru H Husin Qaderi, ada seorang warga dari Sumatera datang ke Martapura. Orang itu berkeliling di Pasar Martapura, dan bertemu dengan Habib Zein Al Habsy. Pada ulama yang juga pedagang tersebut dia bertanya mengenai Kitab Senjata Mukmin. Habib Zein Al Habsy pun menyerahkan kitab itu kepadanya.

Tanpa diduga, orang itu langsung mencium foto Tuan Guru Husin Qaderi yang ada di Kitab karya beliau tersebut. Kemudian mengeluarkan uang dengan jumlah banyak, dan memberikan-nya pada Habib Zein Al Habsy.

“Inilah keperluan-ku datang dari Pulau Sumatera ke sini. Dan inilah sebenar-benarnya Wali Allah yang besar," ucap orang itu.

Baca Juga:Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari (2), Mengkhatamkan Al Quran Setiap Malam

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner