Tak Berkategori

Kisah ‘Driver Cantik’ asal Banjarmasin, Godaan Pria Hidung Belang hingga Preman

apahabar.com,BANJARMASIN – Demi menambah pundi-pundi rupiah, Lia nekat menjadi driver online. Sebuah profesi yang umumnya hanya…

Featured-Image
Lia, Driver online asal Banjarmasin. Foto-istimewa

bakabar.com,BANJARMASIN – Demi menambah pundi-pundi rupiah, Lia nekat menjadi driver online. Sebuah profesi yang umumnya hanya dilakoni pria. Karenanya, beragam ancaman kekerasan fisik dan seksual tak jarang menghampiri.

Profesi ini cukup menggiurkan, baik dari segi pendapatan, maupun waktu kerja. Bagi Lia, ini kombinasi yang pas untuk menunjang perekonomian keluarga.

Lia bahkan rela keluar dari pekerjaan sebelumnya di salah satu perusahaan swasta Banjarmasin, karena giuran pendapatan mencapai Rp.10-15 juta. Penghasilan itu, menurutnya, melebihi gaji seorang karyawan swasta.

“Ya karena saya sangat suka bisnis, jadi sambil kerja sebagai driver online dan sambil bisnis pula,” ujarnya saat bincang ringan dengan bakabar.com, Jumat (4/1/2019).

Pada prosesnya, beragam lika-liku dan tantangan perlahan dirasakan. Mulai konflik sosial dengan taksi konvensional, menurunnya pendapatan, hingga ajakan ‘macam-macam’ oleh penumpang hidung belang.

Namun ia dengan tegas menolak. Bukannya tanpa alasan, mengingat tujuan utamanya mencari rezeki, untuk mendapatkan sepiring nasi. Ia juga kerap mengingat sang buah hatinya yang sedang menunggu di rumah.

Untungnya, di antara beberapa lelaki hidung belang tersebut, tak ada satu pun yang berani memaksanya. Alih-alih menggoda, menyentuh pun juga tidak.

Kepada mereka, Lia mengancam tak segan bakal mengadu ke polisi ataupun perwakilan driver online pusat di Jakarta apabila mendapati tindakan tak senonoh. Jika dilaporkan, bakal dengan mudah penumpang yang terdaftar sebagai user itu akan langsung terlacak.

Baca Juga:EKSKLUSIF: Nyawa di Ujung Tanduk di Sungai Tabuk

“Proses pelaporan cukup mudah, lewat email pun bisa. Pihak manajemen langsung menanggapinya,” ucapnya.

Masih menurut Lia, dominan penumpang yang genit itu lelaki berusia lebih dari 30 tahun. Umumnya kata Lia mereka pendatang dari luar Kalimantan, seperti Jakarta.

“Bukan para wisatawan, melainkan pegawai perusahaan yang melakukan kunjungan kerja di Banjarmasin,” ujarnya.

Ujian tak hanya sampai di situ. Konflik secara horizontal dengan taksi konvensional juga pernah dialami. Polemik yang paling membekas, tatkala taksi konvensional bersama beberapa preman mengadangnya. Tepatnya di Jalan Sudimampir, Banjamasin Tengah.

Padahal, kala itu ia meyakini bahwa sedang tak berada di zona merah.

Pasca peristiwa itu, Lia sempat fobia jika melihat taksi konvensional. Hal itu pun memaksanya untuk berhenti sejenak. Sekira sebulan lamanya aplikasi online miliknya ia matikan. Namun, seiring berjalannya waktu, Lia mencoba kembali memberanikan diri. Semua, dengan alasan tuntutan ekonomi.

Dengan keberanian, hingga detik ini, Lia mengaku sudah dapat kembali menikmati pekerjaan sebagai driver online. Lia juga tergabung dalam sebuah paguyuban driver online wanita atau biasa disebut Angelo.

Reporter: Muhammad Robby

Editor: Fariz



Komentar
Banner
Banner