Tak Berkategori

Ekonom: RI Bakal Jadi Pengimpor Gula Terbesar Dunia Jelang Pemilu

apahabar.com, JAKARTA – Ekonom Faisal Basri kembali mengritik tata kelola niaga pangan pemerintah. Kali ini, dia…

Featured-Image

bakabar.com, JAKARTA – Ekonom Faisal Basri kembali mengritik tata kelola niaga pangan pemerintah. Kali ini, dia mengritik kebijakan impor komoditas gula.

Melalui cuitannya di media sosial Twitter pagi tadi, Faisal menyebut RI mendadak menjadi pengimpor gula terbesar di dunia menjelang pemilihan umum tahun ini.

Baca Juga:Isu Kepemilikan Asing, Go-Jek Ditolak di Filipin

Dia menunjukkan data negara-negara pengimpor gula utama dunia sepanjang 2017/2018.

Hasilnya, Indonesia duduk di urutan pertama dengan mengimpor sekitar 4,45 juta metrik ton gula selama periode tersebut.

Volume ini melebihi impor gula China sebesar 4,2 juta metrik ton dan AS yang mencapai 3,11 juta metrik ton.

“Menjelang pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di Dunia. Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan,” ujar Faisal Basri dalam cuitannya.

Baca Juga:BBM Satu Harga Bakal Pacu Ekonomi Desa Bajayau

Dia bahkan mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk menekan defisit neraca dagang, kecuali memerangi praktek ini dan memecat Menteri Perdagangan.

Tidak hanya hari ini, kemarin Faisal juga menyoroti harga eceran gula di Indonesia yang menurutnya lebih mahal 2,4-3,4 kali lipat dibandingkan harga gula dunia sepanjang Januari 2017 – November 2018.

“Impor gula rafinasi membanjir. Pemburu rente meraup triliunan rupiah. Mengapa semua diam?” cuitnya.

Dia menunjukkan perbandingan pergerakan harga gula dunia yang bersumber dari data Bank Dunia dengan harga gula di pasar domestik yang bersumber dari data BPS.

Data tersebut menunjukkan, harga eceran gula dunia bergerak turun dari US$ 0,45 per kg di Januari 2017 ke level US$ 0,28 per kg di November tahun lalu.

Baca Juga:Berkat Pelindo, Rini Bisa Pasarkan Amplang di Ritel Modern

Adapun harga gula di Tanah Air, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, pada Januari 2017 rata-rata senilai US$ 1,1 per kg dan terus bergerak turun mencapai US$ 0,85 per kg di November 2018.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner