Tak Berkategori

DMII dan ACT Gelar Disaster Outlook 2019

apahabar.com, JAKARTA – Disaster Management Institute Of Indonesia (DMII) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar Disaster…

Featured-Image
Disaster Outlook 2019 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (31/1). Foto-istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Disaster Management Institute Of Indonesia (DMII) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar Disaster Outlook 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (31/1).

Kegiatan ini sebagai upaya membangun ketangguhan pengelola kawasan Industri dan pelaku usaha dalam menghadapi potensi bencana alam sepanjang tahun 2019 di Indonesia. Seperti potensi banjir, kebakaran, gunung meletus hingga gempa bumi dan tsunami.

Sedikitnya 300 peserta yang mengikuti forum diskusi kebencanaan ini. Masing-masing peserta dikelompokkan dalam empat panel forum dengan narasumber ahli kebencanaan.

Di sisi lain, pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana juga disampaikan langsung oleh tim DMII-ACT dan menggandeng para ahli di bidang kebencanaan. Harapannya bermanfaat bagi keberlangsungan usaha mereka.

Wahyu Novyan selaku Direktur DMII ACT menjelaskan, setiap panel forum membahas berbagai macam tema tentang kebencanaan. "Mulai dari potensi bencana dan upaya untuk melakukan mitigasi," terangnya.

Wahyu menjabarkan, di panel 1 peserta mengulas potensi bencana dan upaya mitigasi di 87 lokasi Kawasan Industri yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Kemudian di panel 2 peserta membicarakan potensi bencana geologi 2019 di seluruh Indonesia.

Kemudian, dilanjutkan dengan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuhnya korban dan kerugian material.

Sementara itu, di panel 3 dan 4 forum akan mengupas tuntas tentang potensi di 2019 yang mungkin akan terjadi di Indonesia.

"Pada akhir forum dilaksanakan pleno yang akan merangkum hasil diskusi panel dan akan menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi upaya mitigasi bencana di seluruh wilayah Indonesia sebagai bekal untuk pelaku usaha," terang Wahyu Novyan.

Baca Juga:Yenny Wahid Sebut Harlah Muslimat Jadi Momentum NU Bangkit Bela Bangsa

Dalam kesempatan panel diskusi, dr Irwan Meilano ST M.Sc selaku Pakar Gempa Bumi dari ITB mengatakan bahwa pola dan perilaku gempa di Indonesia sedang berubah, setidaknya dalam 30 tahun terakhir.

Beberapa kali gempa besar yang menerjang Indonesia di tahun 2018 lalu dimulai dari gempa Lombok dan Palu menunjukkan contoh itu.

Gempa Lombok dan Palu yang terjadi di atas 7,0 SR, menurut Irwan adalah pola dan perilaku baru dari kejadian gempa di Indonesia.

“Dari Lombok dan Palu, kita belajar bahwa kita mempunyai gempa lebih dari 7 SR. Sebelumnya, 30 tahun lalu belum pernah sama sekali. Oleh sebab itu, mitigasi harus beradapatasi akan perubahan-perubahan itu,” ungkapnya.

Baca Juga:Setelah 1 Jam, Api di Masjid Agung Dilumpuhkan

Hadir pula dalam acara ini Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur dan sejumlah pengelola Kawasan Industri, Pelaku Usaha, Ahli Kebencanaan, dan instansi terkait.

Disaster Outlook 2019 yang merupakan sebuah forum diskusi membahas kemungkinan bencana terjadi di indonesia ini merupakan gagasan yang diinisiasi oleh DMII – ACT.

Forum diskusi ini tidak terlepas dari upaya membangun ketangguhan pengelola kawasan Industri, pelaku usaha dalam menghadapi potensi adanya bencana alam sepanjang tahun 2019 di seluruh wilayah indonesia.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner