Nasional

Berbobot 350 Kg, Bisakah Titi Wati Disembuhkan?

apahabar.com, JAKARTA – Titi Wati menggemparkan media, karena kenaikan bobotnya mencapai 350 kilogram. Obesitas itu diklaim…

Featured-Image
Titi Wati, wanita asal Kalimantan tengah yang berbobot 350 Kg. Foto-istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Titi Wati menggemparkan media, karena kenaikan bobotnya mencapai 350 kilogram. Obesitas itu diklaim Titi karena sering mengonsumsi kudapan, dan meminum air es ini tiap hari.

Dr dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP menyebut, kasus seperti Titi Wati ini penyebabnya adalah hormonal, yang menjurus pada penyakit. Menurutnya, obesitas tinggi yang diidap oleh Titi Wati ini memang kasus yang tidak normal.

“Obesitas tersebut disebabkan faktor hormonal sehingga kenaikan berat badan tersebut tidak normal,” ujar dr Ari seperti dirilis Okezone, Kamis (10/1/2019).

Kalau berhubungan dengan air es, menurut dr Ari, itu hoax. Air es itu tidak memiliki jumlah kalori sama sekali. Ketika air es itu masuk ke lambung itu mengikuti suhu tubuh. Es tidak bisa membuat lemak tubuh dingin dan menjadikan efek obesitas.

“Itu cuma logika saja, kalau air es itu bisa dingin di tubuh dan pengaruhi lemak. Kita kan ada suhunya diserap oleh darah dan segala macam. Enggak ada hubungannya, obesitas dengan air es,” tambahnya.

Dokter Ari melanjutkan, biasanya orang gemuk adalah karena makanan yang masuk jumlah kalorinya lebih banyak dari yang dikeluarkan. Akibatnya, kalori tersebut banyak tertimbun di liver, empedu, jantung dan dimana-mana.

“Orang kalau banyak makan enggak seperti itu besarnya. Pasti ada faktor lain yang buat lemak tubuhnya berlebihan dimana-mana,” tuturnya.

Menurutnya, ketika orang mengalami balance terlalu positif, maka hal itu dapat mengganggu insulin, imbasnya hipermetabolik jadi resisten. “Nah yang terjadi bisa gula darah, hipertensi, kolesterol tinggi, bakal ada gangguan macam-macam,” katanya.

Lantas, bagaimana cara menyembuhkan orang dengan kondisi obesitas ekstrem seperti Titi Wati? dr Ari menyebut, caranya adalah dengan pembedahan lambung atau yang dikenal dalam gastropati, sehingga lemak-lemaknya yang numpuk di tubuhnya bisa dibuang.

“Bahasa awam sedot lemak. Tindakan-tindakan ini biasanya umum dilakukan pada obesitas esktrem atau tidak normal,” jelas dia.

Dia mengatakan, obesitas tersebut bisa memicu serangan jantung, karena ada penimbunan lemak di pembuluh darah jantung yang berbahaya, sampai meninggal dunia. Atau dapat juga mengalami OSA (obstruksi sleep apnea) yang bisa menutupi jalur napas.

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner