bakabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah kader DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Kalsel yang terang-terangan mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dianggap penghianatan dalam etika perpolitikkan.
Manakala mayoritas elit partai besutan Zulkifli Hasan tersebut telah merapatkan barisan ke pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, sikap berbeda justru ditunjukan kader di Banua.
Pengamat kebijakan publik asal FISIP Uniska MAB, Dr Muhammad Uhaib As'ad berpendapat, DPP PAN perlu memberikan sanksi pada kader yang membelot, tidak taat, dan tak disiplin pada keputusan partai.
“Jika saya ketua partai, saya akan pecat Muhidin karena membelot keputusan partai. Tidak hanya Muhidin tapi semua kader yang bertentangan,” ucap doktor jebolan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini, Senin (10/12).
Ia menilai hal tersebut cerminan penghianatan dalam etika perpolitikkan. Sebab, Ketua DPW PAN Kalsel, Muhidin tidak menunjukan loyalitas dan integritas keputusan politik dalam mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
Penghianatan Muhidin pula, kata Uhaib akan memberikan kerugian yang signifikan untuk para calon legislatif (Caleg) menghadapi pesta demokrasi serentak.
“Kok bisa induk partai dikhianati oleh daerah. Jelas sangat merugikan internal PAN pembelotan Muhidin ini,” jelas Uhaib.
Ia menganalisis pengambilan sikap Muhidin pada pilpres mempengaruhi politik transaksional yang dimainkan para kepentingan pengusaha atau pemilik modal.
Berpindah haluan dan membelot keputusan partai, karena ada sesosok wayang yang mengatur Muhidin untuk mendeklarasikan dukungan kepada calon petahana tersebut.
“Muhidin bukan bediri sendiri, bisa saja ada kekuatan yang mempengaruhi Muhidin untuk membelot,” katanya.
Baca Juga:PAN Siap Tindak Ketua DPW Kalsel yang Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Menurutnya, keputusan Muhidin dalam mengambil pilihan calon Presiden bisa menjadi langkah awal untuk partai koalisi Prabowo dan Sandiaga Uno mengikut di belakang.
Di sisi lain, sedangkan untuk parpol pengusung Jokowi, Uhaib tak melihat adanya gejala atau kemungkinan pembelotan yang terjadi sampai waktu pemilihan dilaksanakan.
“Kemungkinan kecil pendukung Jokowi berpindah ke Prabowo. Tapi parpol koalisi Prabowo tidak hanya di Kalsel bisa saja membelot,” terangnya.
Penghianatan mantan Wali Kota Banjarmasin ini, kata Uhaib yang tidak patut dicontoh untuk generasi yang akan datang. Bisa saja, kursi kepemimpinan PAN berganti sejak keluarnya pembelotan yang dilakukan oleh DPW PAN Kalsel.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz F