Nasional

Korban Tsunami Bertambah 20 Meninggal dan 165 Luka-Luka

apahabar.com, JAKARTA – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memastikan ada 20 orang…

Featured-Image
Letusan Gunung Anak Krakatau memicu gelombang laut pasang masuk di daratan. Jangan melakukan aktivitas di pantai untuk sementara ini. Tetap tenang. Foto-Sutopo

bakabar.com, JAKARTA– Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memastikan ada 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak akibat dampak tsunami di Pantai Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan, hingga pukul 04.30 WIB, Ahad22 Desember 2018.

“Data korban kemungkinan masih bisa bertambah,” ujarnya dikutip bakabar.com dalam akun twitter terverifikasi miliknya 33 menit lalu.

BNPB menyimpulkan, penyebab tsunami di di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah kemungkinan kombinasi dari longsor bawah laut akibat pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang saat purnama. BMKG masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab tsunami.

Delapan jam yang lalu Sutopo merilis gelombang pasang yang terjadi di Pantai Anyer menyebabkan beberapa hotel dan kendaraan rusak pada pukul 21.15 WIB.

Berselang dua jam kemudian dampak gelombang pasang di Pantai Anyer Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan adalah 1 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.

Sampai berita ini selesai diketik, penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami.

BPBD Pandeglang dilansir Detik.com, sebelumnya menemukan 10 jenazah korban tsunami di Pantai Anyer, Banten. Seluruh jenazah sudah dievakuasi ke puskesmas terdekat.

“Korban yang sudah ditemukan 10 orang di Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang. Itu belum termasuk yang di Kecamatan Carita, kedua Kecamatan Sumur,” kata Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab Pandeglang, Endan.

Dia mengatakan ada puluhan korban yang mengalami luka parah. Korban luka ditemukan mengalami patah di bagian kaki dan tangan.

“Kalau yang luka berat terutama patah tulang kaki maupun tangan kurang lebih 15 sampai 20 orang. Luka ringan itu lebih banyak, sekitar ratusan untuk ringan, karena pengunjung dari Jakarta juga, dari Kemenpora sama PLN Cinere. Lagi ada cara di sini. Sama wisatawan dari Bogor. Ada rombongan mahasiswa, ada keluarga,” tuturnya.

Endan mengatakan BPDB melakukan evakuasi di Hotel Tanjung Lesung, Pandegelang. Akibat tsunami itu, hotel mengalami kerusakan.

“Lokasi Hotel Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, hotelnya (rusak) bawah dinding karena terjangan ombak sangat dahsyat cuma waktunya sebentar,” jelas dia.

Di lokasi, lanjut Endan sedang terjadi hujan. Evakuasi untuk sementara dihentikan.

“Kendala evakuasi kita mati lampu sama hujan deras. Makanya kita sama relawan pada kumpul. Pencarian sementara diberhentikan,” ujarnya.
Baca juga: Detik-detik Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Anyer

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ada 3 korban tewas akibat tsunami yang terjadi di wilayah Anyer, Banten dan Lampung. Sementara itu 21 orang mengalami luka-luka.

“Data sementara dampak gelombang pasang yang dihimpun BPBD pada 23/12/2018 pukul 00.30 WIB, terdapat 3 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka di Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan,” ujar Sutopo.

Sementara itu, BMKG menyatakan musibah yang terjadi di Anyer, Banten adalah gabungan dari gelombang tinggi dan tsunami.
Tinggi gelombang air laut disebut mencapai 3 meter. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan penyebabnya, apakah karena longsoran yang terjadi akibat erupsi atau ada faktor lainnya.

“BMKG sebelumnya memberikan warning ancaman tinggi gelombang Selat Sunda 2 meter, kalau ditambahkan setinggi 3 meter. Pada jam sama gelombang tsunami 0,9 meter, bisa disimpulkan sekitar 3 meter tentunya menyebabkan bagaimana tsunami masuk ke daratan,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta Pusat.

Editor: Fariz



Komentar
Banner
Banner