bakabar.com, SAMARINDA – Bertemu Dubes Rusia Ludmilla Vorobieva, Gubernur Kaltim Isran Noor kembali membahas Proyek Kereta Api Borneo (KAB).
Ya, upaya melanjutkan kerja sama proyek kereta api Rusia-Kalimantan Timur terus digenjot oleh pemerintah daerah.
Ludmilla tampak didampingi Direktur Utama PT KAB Eugeny Kalyagin, dan staf Kedutaan Rusia Denis Tetyushin. Pertemuan digelar di Ruang Rapat Gubernur Kaltim, Jumat (21/12).
“Pertemuan kita hari ini (kemarin) tidak lain kelanjutan pertemuan di Bali kemarin. Saya hanya ingin memastikan kelanjutan proyek kereta api Kaltim ini,” katanya dalam siaran persnya, Sabtu (22/12).
Isran Noor meminta kepastian dan keinginan investor asal Negeri Tirai Besi untuk melanjutkan pembangunan jalur kereta api di jalur selatan dari Kutai Barat ke Buluminung Penajam Paser Utara.
Terkait perizinan di daerah termasuk pembebasan lahan menurut dia, pemerintah daerah siap mendukung dan memfasilitasi.
“Investasi kan sudah besar. Sudah miliaran ya. Sayang kalau tidak dilanjutkan,” ucap Isran.
Dia memberi kesempatan dan kepastian kegiatan pada pertengahan Februari 2019 kepada pihak KAB sekaligus untuk melakukan kajian lebih mendalam.
Sementara, Dubes Rusia Ludmilla Vorobieva mengungkapkan apresiasinya kepada Pemprov Kaltim khususnya Gubernur Isran Noor yang membuka komunikasi dan kerjasama dengan pihak Rusia.
“Kami berterimaksih atas pertemuan yang sangat konstruktif dan kedutaan sangat berharap komunikasi terus berlanjut secara intensif,” ujarnya.
Baca Juga: Masih Menanti Investor, Kereta Api Tabalong-Banjarmasin Dijamin Tak Terabas Hutan
Sedangkan, Dirut PT KAB Evgeny Kalyagin menegaskan pihaknya siap melanjutkan pembangunan jalur kereta api untuk angkutan khusus kawasan selatan, bahkan tidak menutup kemungkinan jalur utara.
“Kami sudah investasi US$80 juta dan saat ini fokus mambangun pelabuhan di kawasan industri Buluminung PPU (Penajam Paser Utara),” jelasnya.
Selain ketiganya, tampak hadir Kepala Dinas Perhubungan Salman Lumoindong, Dirut Perusda Melati Bhakti Satya Agus Dwitarto, Kepala Biro Infratruktur Setdaprov Kaltim Lisa Hasliana dan Plt Kepala Biro Humas Riawati serta staf Biro Ekonomi.
Mereka tampak didampingi mantan Kepala perwakilan PT KAB wilayah Kaltim HM Yadi Sabyan Noor, Koordinator Staf Ahli Ketua DPD-RI Soy M Pardede dan Staf Ahli DPD-RI Ferdy Firmansyah.
Dari Kalsel, Jalur Kereta Api (KA) Trans Kalimantan lintas Tabalong-Banjarmasin dipastikan akan menggunakan tipe single track line atau jalur tunggal.
Adapun pembangunan guna menunjang aktifitas angkutan barang atau batubara di Banua -sebutan Kalsel-.
"Ya, itu benar mas spek (single track line) akan digunakan nantinya. Sejauh ini kita masih melakukan kajian trase dan studi kelayakan analisis dampak lingkungan," ujar Kepala Sub Bagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri (KSLN) Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan RI, Eben Torsa kepada bakabar.com, Jumat (14/12).
Eben membenarkan, akan adanya desain penetapan trase alur kereta api khusus Trans Kalimantan, yakni segmen Tanjung-Paringin-Kandangan-Rantau. Sekedar informasi, jalur kereta api Tabalong-Banjarmasin akan dilintasi rel mulai dari Tanjung hingga berakhir di Banjarmasin.
Dengan tipe single track line, maka hanya dapat satu KA yang dapat melintasi pada jalur yang sama. Dengan tipe ini maka dipastikan waktu tempuh KA akan lebih lama, karena kereta harus mengantri.
Sebagai pengingat, pemerintah pusat menargetkan membangun jalur rel kereta api sepanjang 2.428 kilometer (Km). Rute rel membentang dari Kalimantan Utara menuju ke Selatan sampai Kota Banjarmasin, sebelum kemudian berbelok ke Kalimantan Barat melewati Kalimantan Tengah.
Dari informasi dihimpun, untuk pengerjaan konstruksi rute Tabalong-Banjarmasin ditarget rampung sebelum 2019 dengan panjang 196 km. Segmen ini masuk dalam prioritas II atau 2020-2024. Adapun upaya pemerintahan guna mempercepat pembangunan adalah penyelesaian Amdal.
Baik Pemerintah Provinsi Kalsel-Pemkab Tabalong diketahui tengah berupaya mempercepat proses pembebasan lahan guna mewujudkan pembangunan rel kereta api.
Dan jika proyek Kereta Api (KA) Trans Kalimantan benar terealisasi, Kabupaten Tabalong akan mencatatkan diri dalam sejarah perkeretaapian nasional.
Musababnya, selain menjadi salah satu daerah lintasan rel, dua stasiun KA bakal dibangun di sana. Adapun proyek ini menjadi bagian dalam proyek nasional. Sekaligus proyek kereta api perdana di Kalimantan.
Rencananya, pembangunan stasiun perdana lintas Tabalong-Banjarmasin sudah ditetapkan akan dibangun di dua titik. Pertama di kawasan Tanjung Puri Kecamatan Murung Pudak. Kedua di kawasan Warukin Kecamatan Tanta.
Pantauan media ini, jarak antar keduanya terpaut 10 kilometer. Sedangkan, dari Tanjung ibukota Tabalong jarak tempuh menuju Warukin berkisar 7 Km, dan menuju Murung Pudak sekitar 3 Km.
Kepada bakabar.com, Kamis (20/12) sore, Imam Fahrullazi Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong membenarkan hal ini. Dia mengungkapan Pemkab Tabalong masih menunggu proses pembangunan berjalan.
"Kita masih menunggu undangan koordinasi, undangan rapat. Sebelumnya kita memang sudah ada beberapa kali diundang dalam rapat koordinasi oleh Kementerian Perhubungan maupun Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel," ujarnya.
Di luar amdal, untuk proses analisis dampak lalu lintas (andalalin) Imam mengaku belum melakukan langkah apa pun. Pihaknya tengah menanti instruksi dari tim khusus.
Baca Juga: Soal Proyek KA Tabalong-Banjarmasin, Pemerintah Mesti Realistis
"Untuk andalalin belum kita lakukan karena menunggu petunjuk dari tim khusus itu. Sementara kita baru menentukan titik titik stasiun. Untuk langkah berikutnya masih menunggu instruksi," terangnya.
Pembangunan KA lintas Tabalong - Banjarmasin disebutkan masuk dalam segmen II 2020-2024. Ditarget rampung sebelum 2025, KA akan menggunakan tipe rel single track line atau jalur tunggal.
Sebagai tahap awal pengoperasian, KA diproyeksikan mengangkut sejumlah komoditas barang seperti: semen, batu bara, sawit dan karet. Bukan tak mungkin sejalan dengan perkembangan kebutuhan, KA dapat berfungsi ganda, yakni mengangkut orang.
Dengan kebijakan tersebut, Imam berharap dibangunnya rel KA, kemacetan arus lalu lintas antar daerah dapat terurai, dan kondisi jalan lintas daerah maupun provinsi tetap terjaga.
"Dibangunnya rel kereta api setidaknya jalan raya kita lebih terpelihara. Kondisi jalan kita di Kalsel ini hanya kelas 3. Bobot maksimal 8 ton. Tapi faktanya ada yang sampai 20 ton. Kita bersyukur dengan pembangunan itu akan mengurangi tingkat kerusakan jalan dan kemacetan," tuturnya.
"Pada intinya kapan pun mereka mau melaksanakan, pada intinya pemerintah Kabupaten siap memberikan dukungan," ujar Imam menambahkan.
Kalsel, dengan 13 kabupaten/kota dan pertumbuhan penduduk empat juta lebih, memiliki permasalahan angkutan darat: kerusakan jalan dan kepadatan lalu lintas. Keduanya terjadi karena ketidakseimbangan peningkatan pembangunan prasarana jalan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor.
Data 1990-an menyebutkan, penambahan/peningkatan pembangunan jaringan jalan hanya sekitar 10 persen, sementara pertumbuhan/perkembangan kendaraan bermotor dalam kurun waktu yang sama mencapai 30 persen.
Eben Torsa kepada bakabar.com melanjutkan mengatakan, perkembangan terbaru pembangunan KA lintas Tabalong-Banjarmasin mencapai studi trase dan finalisasi dokumen Amdal.
"Tahapan konstruksi akan dilakukan sekitar 2-3 tahun ke depan dengan target operasi di 2025 mendatang," katanya kepada bakabar.com.
Eben membenarkan bahwa program pembangunan jalur KA tersebut tak termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), namun termasuk ke dalam daftar Kerjasama Pemerintah dan badan Usaha (KPBU). Dalam skema itu, pembangunan akan tetap menggunakan APBN. Berapa nominalnya? Eben enggan menyebutkan.
"Saya rasa untuk anggaran sebaiknya tidak perlu dijelaskan secara detail kepada masyarakat. Karena bersifat tentatif [belum pasti, Red] saja," pungkasnya.
Jalur Kereta Api (KA) Trans Kalimantan lintas Tabalong-Banjarmasin dipastikan akan menggunakan tipe single track line atau jalur tunggal.
"Ya, itu benar mas spek (single track line) akan digunakan nantinya. Sejauh ini kita masih melakukan kajian trase dan studi kelayakan analisis dampak lingkungan," lanjut Eben.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdiansyah mengungkapkan bahwa perkembangan pembangunan rel kereta api masih pada tahap penjajakan investor.
Meski begitu Rusdiansyah menegaskan jangan sampai masalah yang bersifat teknis, dan seharusnya dapat diselesaikan berdasarkan dokumen Amdal, menjadi penghambat pembangunan.
Baca Juga: Kereta Api Tabalong-Banjarmasin: Dua Stasiun Perdana Bakal Dibangun di Tabalong
Penulis: Tim bakabar.com
Editor: Fariz Fadhillah