bakabar.com, BANJARMASIN - Nama Dilembu Mangku Rat disebut dalam Babad Lombok sebagai penyebar Islam di Banjarmasin. Lantas, apakah tokoh itu adalah orang yang sama dengan Lambung Mangkurat dalam sejarah Banjar?
Membahas tentang keberadaan tokoh Lambung Mangkurat, pemangku/penjabat raja Negara Dipa dalam Hikayat Banjar dan Dilembu Mangkurat dalam Babad Lombok, perlu banyak perbandingan sumber.
Dalam hal ini perlu interpretasi mendalam terhadap sumber naskah Hikayat Banjar versi I dan II, kemudian Naskah Tutur Candi serta Naskah Babad Lombok. Tidak ketinggalan sumber sumber lisan berupa Legenda Suku Dayak Maanyan.
Dalam Babad Lombok yang dibukukan Alfons van Der Kraan dengan judul "Lombok, Penaklukan, Penjajahan dan Keterbelakangan 1870-1940" menyebutkan, Susuhunan Ratu Giri (Sunan Giri) di Gresik Jawa Timur, memerintahkan Islam disebarkan ke pulau-pulau. Dilembu Mangku Rat dikirim dengan sebuah pasukan bersenjata ke Banjarmasin.
Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur mengutip pendapat dari Johannes Jacobus Ras, dalam Hikayat Banjar, tokoh Lambung Mangkurat atau dalam logat Banjar disebut Lembu Mangkurat, adalah pemangku/penjabat raja Negara Dipa.
Dia juga bergelar Ratu Kuripan, karena wilayah tempat tinggalnya adalah bekas negeri Kuripan.
Kemudian Lambung Mangkurat adalah putera kedua Ampu Djatmaka/Djatmika atau Maharaja di Candi dan Dewi Sekar Gading.
Sementara itu, kakak dari Lambung Mangkurat yang juga putra sulung Empu Jatmika adalah Ampu Mandastana atau bernama lain Lambung Jaya Wanagiri.
Baca Juga: Kapal Datu Kelampayan Hampir Tenggelam, Ternyata Jin Ini Pelakunya
Lambung Mangkurat bertindak sebagai Penjabat Raja menggantikan ayahnya dan kiprahnya berhasil memperluas wilayah kerajaan dari Tanjung Silat (Tanjung Selatan) hingga ke Tanjung Puting yaitu wilayah dari Sungai Barito sampai Sungai Seruyan.
Menurut Dosen Sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini, ketika masa pemerintahan Lambung Mangkurat, Kerajaan Negara Dipa memiliki daerah-daerah bawahan yang disebut wilayah Sakai, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Mantri Sakai.
Sebuah pemerintahan Sakai hampir sama dengan pemerintahan lalawangan (distrik) pada masa Kesultanan Banjar.
Dalam sumber lain, yakni Legenda suku Maanyan mempercayai bahwa Lambung Mangkurat adalah nama yang merupakan pengucapan lidah orang Melayu Banjar untuk menyebut nama Dambung Mangkurap, salah seorang dari tiga pemimpin masyarakat Dayak Maanyan yaitu masyarakat adat Pangunraun Jatuh.
Dari beberapa sumber tersebut, Dilembu Mangku Rat yang disebut-sebut sebagai penyebar Islam di tanah Banjar, bukanlah Lambung Mangkurat yang menjadi Penjabat Raja di sejarah Banjar.
Baca selanjutnya: Siapa Dilembu Mangku Rat yang Disebut Penyebar Islam di Banjarmasin?
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini