Nasional

Alami Gizi Buruk, Balita di Jepara Ini Butuh Bantuan

apahabar.com, JEPARA – Muhammad Bagas Setiawan, bayi berusia 11 bulan mengalami gizi buruk. Pertumbuhannya tidak normal…

Featured-Image
Muhammad Bagas Setiawan, bayi berusia 11 bulan mengalami gizi buruk. Pertumbuhannya tidak normal selayaknya anak-anak seusianya. Foto – Detikcom

bakabar.com, JEPARA – Muhammad Bagas Setiawan, bayi berusia 11 bulan mengalami gizi buruk. Pertumbuhannya tidak normal selayaknya anak-anak seusianya.

Saat detikcom berkunjung ke rumahnya, Desa Teluk Wetan RT 5 RW 1 Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, dia menangis dipangkuan ayahnya, Bambang Supriyanto (32). Di hidungnya terlihat selang untuk membantu memberikan asupan makanan dan minuman.

Di usia 11 bulan, Bagas masih belum kuat menahan kepala. Badannya kurus dan kepala yang tampam lebih besar dari tubuhnya. Berat badannya juga hanya sekitatlr 4,7 kilogram. Bagas merupakan anak pertama Bambang dari buah pernikahannya dengan Nurul Istiqomah (30).

Baca Juga:GEMPA TEKTONIK M=4,9 GUNCANG SUMBA BARAT DAYA

“Bagas lahir normal dengan berat badan 3,2 kilogram. Namun, sejak usia 4 bulan ada gejala berat badannya terus menurun dan susah makan,” ujar Bambang, Minggu (30/12/2018)

Melihat itu, Bambang membawanya ke dukun pijat khusus anak dengan harapan anaknya kembali tumbuh normal.

“Karena saya tidak tahu kalau itu gizi buruk, saya bawa ke dukun pijat khusus anak. Lama tidak sembuh, akhirnya saya bawa ke dokter dan baru tahu kalau gizi buruk,” paparnya.

Tiap hari, Bagas kerap menangis dan gelisah. Disamping itu, buang air besar tidak normal atau mencret.”Sering kalau nangis, mencret dan kalau tidur gelisah. Tapi badannya tidak panas,” tutur Bambang.

Sementara Nurul Istiqomah menambahkan, saat ini anaknya sudah mendapat perhatian dari sejumlah pihak yakni pemerintah desa dan Forkompinda kecamatan.

Baca Juga:Nikita Mirzani Lepas Hijab, Sahabat Beri Dukungan

“Sudah bisa rutin periksa ke RSUD Kartini gratis tapi untuk susu kami yang bayar, tetap beli,” katanya.

Untuk memberikan asupan susu, Bagas harus dibantu memakai selang lewat hidung.
“Katanya itu lebih cepat diserap dari pada lewat mulut. Kami berharap segera sembuh, wong sejak bayi minumnya ASI meskioun ditambah susu lain,” tandasnya.

Baca Juga:Wisatawan Waspadai Gelombang Tinggi di Yogyakarta

Sumber: Detikcom
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner