bakabar.com, BANJARMASIN – Perkasanya nilai dolar terhadap rupiah menjadi momentum memacu ekspor. Seiring hal tersebut, geliat ekspor hasil bumi Kalimantan Selatan disebut mengalami peningkatan.
Kondisi itu dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Provinsi dalam mencari laba atau untung pada komoditas dari suatu negara ke negara lain tersebut. Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani mengakui perkembangan ekspor hasil alam maupun buatan di Kalsel terus mengalami peningkatan signifikan tiap bulannya.
Berdasarkan data Balai Pusat Statistik (BPS), realisasi ekspor daerah Kalsel periode Januari-Agustus 2018 menyentuh US$754 Juta.”Contohnya CPO yang mengalami penurunan harga, tapi nilai ekspornya jadi meningkat. Dari sini kita mendorong untuk menjual ke luar negeri,” ditemui bakabar.com, Rabu (28/11).
Baca juga :Kadin Kalsel: Rupiah Naik Jelang Tahun Politik
Menurutnya, komoditas pertambangan khususnya batubara Kalsel masih menjadi primadona utama untuk dikirim ke luar negeri. Melihat stok cadangan batubara yang kian menipis, ke depan, pihaknya akan konsen pada produk olahan seperti rotan.
Komoditas itu diklaim sudah mendapat tempat tersendiri di negara tujuan ekspor. Sedangkan hasil perikanan Kalsel, ia tidak bisa menampiknya bahwa komoditas tersebut juga salah satu produk yang sering di kirim keluar negeri melalui jalur udara.
“Melalui Bandara Syamsudin Noor, hasil perikanan juga akan terus kita dorong,” katanya. Sebelum melaksanakan geliat ekspor, ia ingin memastikan bahwa produknya tersebut berlebihan atau mencukupi pada daerah distributornya.
Namun, ia menegaskan bahwa produk yang ingin diekspor harus memenuhi permintaan konsumen dari negara tujuan. Ambil contoh, apabila produk perikanan seperti Ikan Nila maka harus sesuai prosedur berat, panjang yang diinginkan.
“Mereka akan menunggu barang yang akan kita ekspor, kalau sesuai permintaan,” tegasnya.
Baca juga :Rupiah Terdampar Ke Dasar Klasemen Mata Uang Asia
Reporter: Bahaudin
Editor: Fariz