bakabar.com, BANJARMASIN - Warga Banjarmasin patut meningkatkan kewaspadaan, mengingat puncak air pasang diprediksi terjadi pada Mei mendatang.
Debit pasang air diperkirakan mencapai 2,4 sampai 2,7 meter.
Pj Wali Kota Banjarmasin, Ahmad Fidayeen mengakui situasi air pasang biasa terjadi di kota berjuluk seribu sungai.
Namun sekarang, kata Dayeen kebetulan memasuki fase debit air yang tinggi ketimbang sebelumnya.
"Jadi mungkin agar saudara kita bersiap siap kalau terjadi segala macam. Mudah-mudahan, InsyaAllah jangan," ujarnya.
Pemkot Banjarmasin telah melakukan koordinasi untuk mengantisipasi musibah air pasang.
Instansi terkait diberikan tugas untuk menyiapkan segalanya. "Masyarakat juga demikian," pesannya.
Kepala Bidang Sungai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Hizbul Wathoni menyampaikan bahwa ketinggian pasang air bisa mencapai 2,4 sampai 2,7 meter pada bulan Mei nanti.
Terjadi sejak tanggal 1 hingga puncaknya yakni tanggal 6 Mei.
“Itu belum termasuk air dari curah hujan deras. Apalagi air kiriman. Hanya sebatas dari pasang air laut saja. Makanya perlu diwaspadai,” ujarnya.
Thony mengatakan dari data telemetri sekarang ini, kenaikan air terjadi sekitar 2 meter.
Menurutnya situasi itu tidak begitu tinggi. Dan yang menyebabkan ketinggian air saat ini adalah kiriman.
“Itu hasil dari pemantaun belum lama tadi,” tambahnya.
Disamping itu, Ia mengatakan kondisi tersebut murni dari pasang air. Bukan karena air kiriman. Ketinggianya, sekali lagi diprediksi dari 2,4 meter sampai 2,7 meter.
“Padahal sebelumnya, kalau toh air pasang terjadi, tingginya hanya 2,1 sampai 2,4 meter saja,” tuturnya.
Untuk itu, ia pun berharap, saat ketinggian air terjadi pada bulan Mei nanti, tidak diiringi dengan curah hujan yang tinggi. Lebih-lebih, terjadi hujan di bagian hulu.
Lantas, apakah sudah ada antisipasi yang dilakukan pihaknya?
Thony mengaku sudah menggalakan kembali pasukan turbo untuk membersihkan saluran drainase, dan mengoptimalkan sungai-sungai kecil.
Pekerjaannya pun tidak hanya membersihkan sumbatan saja, tapi juga mengeruk lumpurnya. Itu, sudah jadwalkan alias dilakukan sejak awal Januari tadi.
Sementara itu. Tak dapat dipungkiri, akhir-akhir ini sejumlah kawasan diketahui mulai kembali tergenang.
Menjawab hal itu, Hizbul Wathony beralasan bahwa yang menyebabkan hal itu adalah air kiriman dari arah hulu.
“Karena kalau dari data tinggi pasang hang biasanya terjadi di Kota Banjarmasin, tak sampai menggenang. Artinya, Sungai Martapura saat ini terpengaruh air kiriman,” urainya.
Hal itu sendiri terjadi, menurutnya karena beberapa hari ini daerah Kabupaten Banjar mulai kebanjiran lagi. Dan air, kini sudah turun mengisi Sungai Martapura.
“Kita sama-sama berhatap semoga di hulu tidak hujan deras lagi,” tambahnya.
Lantas di mana kah daerah rawan yang perlu diwaspadai? Hizbul Wathony mengatakan yang perlu diwaspadai ada tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Banjarmasin Barat, Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Selatan.
Untuk itu, pihaknya pun juga mengimbau agar yang tinggal di bantaran sungai perlu waspada. Dan kalau bisa, warga menurutnya mau bergotong royong.
“Misalnya, membersihkan sungai-sungai kecil. Karena kalau menunggu dari Dinas PUPR tentu memerlukan waktu yang lama untuk bisa ditangani sekaligus,” tutupnya.