bakabar.com, BANJARBARU - Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kota Banjarbaru menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Status siaga ditetapkan karena karhutla sudah sering terjadi di dua wilayah ini. Belum lagi ditambah kondisi cuaca yang belakangan jauh lebih panas dari biasanya.
Dari Januari hingga 29 Mei 2023, misalnya, ada 23 titik hotspot yang tersebar di beberapa kabupaten. Sebanyak 14 titik di Banjarbaru, dua titik Kabupaten Banjar, satu di Tabalong dan enam di Tanah Laut.
Adapun jumlah luasan lahan yang terbakar berjumlah 42,82 hektare. Dari seluruh kabupaten dan kota, Banjarbaru menjadi wilayah yang terdampak paling banyak. Bahkan, pemerintah kota setempat sempat menggunakan helikopter water boming untuk memadamkan karhutla.
Menanggapi hal itu, Manajer Pusdalop BPBD Kalsel, Ricky Ferdyanto, mengatakan Pemprov Kalsel sejatinya sudah bisa menetapkan status siaga karhutla, meski baru dua kabupaten dan kota yang memberikan lampu kuning.
"Biasanya kan tiga kabupaten dulu, tapi sebenarnya dua saja sudah cukup jika keadaan mendesak," katanya, Selasa (30/5).
Baca Juga: Bebas dari Dakwaan Primer, Bendahara PNPM Rantau Badauh Divonis Ringan
Baca Juga: Polisi Ungkap Kronologi Terbakarnya Dua Rumah di Cempaka Banjarbaru
Plh. Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Bambang Dedi, mengaku sudah mengusulkan penetapan status siaga karhutla ke Pemprov Kalsel.
"Kami sudah mengusulkan ke BNPB, tinggal menunggu suratnya," ujar Bambang.
Dia berjanji akan secepatnya untuk penetapan status siaga Karhutla. Penetapan status ini dibutuhkan agar pihaknya bisa mengusulkan bantuan ke kementerian.
"Bantuannya berupa helikopter patroli, water boming dan lainnya," ucapnya.