bakabar.com, JAKARTA - Kesehatan bermula dari apa yang kita makan. Ungkapan ini jadi pencetus kesadaran akan pentingnya pola makan sehat. Namun, tak banyak yang mengetahui jika ada makanan yang dianggap sehat justru berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, atau keliru dalam penyajiannya.
Dokter bedah umum dari Penn Medicine Lancaster, Beth McCampbell mengatakan, ada beberapa alasan mengapa makanan yang dianggap sehat ternyata bisa berbahaya untuk kesehatan.
"Penyebab umum adalah alergi makanan yang tidak terdiagnosis atau tidak dikenali, atau ketika alergen makanan secara tidak sengaja atau tidak disadari tertelan oleh seseorang, makanan yang sudah layak atau tidak dimasak dengan benar, atau makanan yang hanya aman jika dimakan dengan cara tertentu," ucapnya, melansir CNN (1/2).
Berikut beberapa makanan sehat yang bisa berubah jadi racun jika tidak dikonsumsi dengan benar.
1. Beras cokelat atau gandum
Beras cokelat atau gandum dianggap sebagai biji-bijian padat nutrisi. Namun, makanan pokok yang dipenuhi serat ini mungkin juga mengandung arsenik anorganik.
Menurut Consumer Reports, paparan arsenik yang konsisten dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2, juga kanker kulit, kandung kemih, dan hati.
Pasalnya, makanan yang mengandung beras cokelat dapat menambah arsenik logam berat karsinogenik. Hal ini disebabkan lantaran arsenik menumpuk di lapisan luar biji-bijian yang sehat, kaya serat, dan antioksidan.
Kunci untuk mengonsumsi beras cokelat dan produk berbahan dasar beras ini tanpa merasa khawatir adalah dengan memperhatikan seberapa banyak yang dikonsumsi, dan memakannya dalam jumlah sedang.
2. Kerang
Remis, tiram, kerang, scallop, kepiting, udang, lobster, dan sejenisnya dapat menimbulkan ancaman racun bagi kesehatan. Ancaman tergantung pada apa yang dikonsumsi kerang saat masih di laut. Risiko kontaminasi ini terutama terjadi pada kerang yang menghuni perairan tropis.
Gejala keracunan kerang dapat berupa gastroenteritis, pusing, disorientasi, lesu, kehilangan ingatan jangka pendek, diare, mual, muntah, sakit perut, dan dalam kasus yang lebih serius, kesulitan bernapas, kejang, koma, dan bahkan kematian.
3. Keju yang tidak dipasteurisasi
Keju yang tidak dipasteurisasi berpotensi menjadi racun. Hal ini dikarenakan tanpa sterilisasi yang disediakan pasteurisasi, keju dapat menjadi wadah bagi inang penyakit dan bakteri yang ditularkan melalui makanan dengan potensi konsekuensi serius.
Bahaya terbesar yang dapat ditimbulkan adalah penyakit listeria dan campylobacteriosis.
4. Ikan buntal
Jika dimasak dengan benar, ikan buntal atau yang disebut dengan fugu di restoran Jepang, dianggap sebagai salah satu hidangan lezat. Namun jika tidak dimasak dengan benar, ikan buntal bisa jadi beracun.
Di Jepang, koki harus mengikuti ujian tertulis dan praktik nasional hanya untuk bisa memasak ikan buntal. Restoran di sana juga cenderung meminta surat pernyataan untuk ditandatangani sebelum Anda memakan hidangan ikan buntal.
Hal ini dikarenakan organ dan hati ikan buntal mengandung racun mematikan yang disebut tetrodotoxin. Racun ini digambarkan sebagai racun yang 275 kali lebih mematikan daripada sianida, dan tidak ada penawarnya.
5. Kecambah atau taoge
Meskipun kecambah atau taoge memiliki reputasi sebagai makanan kesehatan bergizi yang kaya serat, vitamin, dan mineral, serta rendah sodium, lemak, dan kalori, sayuran muda ini berpotensi menjadi racun jika tidak dicuci bersih sebelum dimakan.
Kecambah telah mengalami sejumlah wabah kontaminasi selama bertahun-tahun. Kondisi hangat dan lembap yang dibutuhkan agar kecambah bisa tumbuh juga ideal untuk pertumbuhan kuman.
Makan kecambah mentah atau dimasak ringan dapat menyebabkan keracunan makanan dari salmonella, E. coli, atau listeria. Memasak kecambah secara menyeluruh bisa membunuh kuman berbahaya dan mengurangi kemungkinan keracunan makanan.