bakabar.com, PELAIHARI - Kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kalimantan Selatan terus melebar. Sudah beberapa 3 hari, warga di Kecamatan Takisung dan Pelaihari pun meraskan imbasnya.
“Sudah kurang lebih satu minggu langka di Takisung. Sudah keliling tapi susah dapat gas, rata-rata habis di pangkalan,” kata Syahrul Sekdes Ranggang Dalan, Rabu (26/8).
Ia menjelaskan, keluhan itu tidak hanya ia rasakan, warga lain juga banyak yang mengeluh. Termasuk desa tetangga seperti Desa Ranggang Dalam dan Luar.
Pengecer Gas elpiji 3 Kilogram di desa setempat mengaku sudah dua mingguan ini gas tidak ada. “Tapi informasi dari pangkalan akhir bulan ini datang. Harganya sekitar 24.000,” sebut Acil Iras.
Hal yang sama dirasakan Bule Ningrum, pemilik warung makan Kantin Pemda Tala mengaku hari sama sekali tidak ada gas elpiji. "Sudah Keliling Pelaihari hingga sore ini tidak dapat,” katanya.
“Kalau pun ada, harganya sampai Rp. 40.000 per tabung di eceran,” timpal Mama Ira.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Perdagangan Tanah Laut Supinal Anwar kaget mendengar terjadi kelangkaan.
Ia menjelaskan terjadinya kelangkaan gas epiji 3 kilogram kemungkinan faktor geliat usaha kecil meningkat di tengah kebiasaan baru masa Covid-19, apalagi ada pelanggaran kegiatan aktivitas bagi warga.
Sebab kalau dari Pertamina ke agen, agen ke pangkalan distribusi gas LPG ini lancar. “Hasil komunikasi kami ke Pertamina, agen dan pangkalan tidak ada masalah distribusi, mengalir seperti biasa,” kata Supinal kepada bakabar.com, Rabu (26/8).
Seperti di daerah pesisir kebutuhan gas ini cukup tinggi sebab disana banyak usaha rumahan bahkan sebagian gas ini ada juga digunakan nelayan untuk menghemat bbm solar.
“Nanti akan berkoordinasi lagi terkait kabar kelangkaan Gas El Piji ini di masyarakat,” katanya.
Kedepan pihaknya akan kembali melanjutkan kegiatan operasi pasar elpiji yang telah dilaksanakan dua bulan terakhir ini. Apalagi harganya sesuai het pertamina Rp19.000, respon masyarakat terhadap operasi sangat tinggi.
Editor: Syarif