bakabar.com, BARABAI – Sebagian warga di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masih menjalankan aktivitas buang air besar (BAB) di sungai.
Danramil Barabai 1002-06, Kapten Rudi Hartono menyebut kebiasaan BAB di sungai itu sudah terjadi sejak lama.
Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Satu di antaranya karena warga tidak memiliki jamban sendiri. Di sekitar permukiman pun tidak tersedia WC umum.
“Ada banyak faktor. Faktor ekonomi dan kebiasaan yang telah dilakukan sejak dulu kala serta masalah pengetahuan akan kesehatan masih kurang,” kata Rudi, Selasa (1/12).
Kebiasaan buruk itu, kata Rudi perlu diubah. Dimulai dari hal-hal kecil di lingkungan agar terbiasa hidup sehat.
Di samping pemandangan yang tak sedap dan mencemari sungai, berbagai dampak negatif BAB di sungai bisa mengundang berbagai penyakit. Yang paling sering terjadi akibat perilaku itu, mengakibatkan penyakit diare.
“Jika sudah demikian akan menjadi dehidrasi. Lalu karena kondisi tubuh turun akibat dehidrasi maka masuklah penyakit-penyakit lain,” terang Rudi.
Mengatasi kebiasaan itu, Kodim 1002 melalui Koramil 1002-06 membantu warga di bantaran sungai Barabai dengan program sanitasi berbasis masyarakat.
Sebanyak 30 unit jamban dibuat oleh prajurit Koramil 06 Barabai di dua lokasi yang berbeda. 15 unit di Desa Bukat dan sisanya di Kelurahan Barabai Darat .
“Untuk 15 unit jamban di Bukat telah selesai kami kerjakan. Saat ini anggota mengerjakan 15 unit jamban diBarabai Darat,” papar Rudi.
Prajurit tidak sendirian. Mereka dibantu dengan aparat desa dan kelurahan. Termasuk mereka yang kebagian jamban di rumahnya.
“Program ini merupakan wujud kemanunggalan TNI dengan Rakyat, Segala permasalahan rakyat TNI dengan senang hati akan membantu semaksimal mungkin demi kesejahteraan bersama. Contohnya saat ini adalah dengan membantu masyarakat agar bisa berprilaku hidup bersih dengan BAB di jamban ini," tutup Rudy.
