Tak Berkategori

Warga Keluhkan Limbah Cemari Sungai, PDAM Bandarmasih Angkat Bicara

apahabar.com, BANJARMASIN – Warga Cempaka Putih, Kota Banjarmasin, mengeluhkan limbah air baku PDAM Bandarmasih yang dianggap…

Featured-Image
Instalasi pembuangan lumpur PDAM Bandarmasih. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi.

bakabar.com, BANJARMASIN – Warga Cempaka Putih, Kota Banjarmasin, mengeluhkan limbah air baku PDAM Bandarmasih yang dianggap mencemari sungai.

Limbah tersebut mengalir ke Sungai Kuripan yang berada di RT 5 dan 9, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur.

Pantauan bakabar.com di lapangan, warna air di Sungai Kuripan tampak berwarna kekuning-kuningan dan berlumpur, Kamis (22/7).

Itupun kondisinya sudah dilakukan pembersihan oleh warga setempat.

Banyak karung tersusun di sisi sungai, yang isinya ternyata adalah lumpur, sisa dari air baku PDAM Bandarmasih.

“Warga inisiatif sendiri gotong royong membersihkan. Airnya jadi terlihat keruh dan bercampur lumpur. Sudah sekitar 10 tahunan kondisinya seperti ini,” ujar seorang warga RT 5, Suhadi.

Suhadi berharap agar pembuangan limbah dari produksi air baku PDAM Bandarmasih ini tidak dibuang ke Sungai Kuripan.

“Kami harap ada lah juga turun dari PDAM Bandarmasih melakukan pembersihan. Paling tidak sebulan sekali. Jangan mengharapkan orang kampung saja. Selama ini kami terus yang bergerak,” pintanya.

Sementara itu, Senior Manajer Produksi dan Distribusi PDAM Bandarmasih Walino membantah bahwa pihaknya membuang dengan sengaja limbah lumpur sisa bahan baku pengolahan air itu.

Ia mengatakan, bahwa endapan lumpur itu merupakan limpasan dari penampungan atau instalasi yang tersedia di PDAM Bandarmasih.

“Seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, bak penampungnya jadi meluber. Penampungan itu sudah dua kali dibenahi. Tapi belum mampu menangani luberan,” jelasnya.

Sementara itu, Humas PDAM Bandarmasih M Nor Wakhid mengklaim bahwa sebenarnya tidak ada permasalahan pada sisa limbah lumpur itu.

Pasalnya, di PDAM Bandarmasih sendiri sudah ada instalasi pengolah untuk lumpur atau sisa air buangan.

Disamping itu, ujar dia, hampir dua jam sekali pihaknya mengangkut lumpur di instalasi itu menggunakan mobil tangki.

“Seperti yang dikatakan tadi. Kalau kami turunkan jumlah produksi air bersih, yang teriak masyarakat juga. Sementara bila dinaikkan, luberan akan terjadi,” tekannya.

Lebih jauh, Wakhid juga mengatakan bahwa pihaknya masih berharap adanya penyertaan modal untuk PDAM Bandarmasih.

Di mana dananya bisa dipakai untuk pengadaan atau pembangunan teknologi pembersihan limbah lumpur itu.

“Teknologinya ada, cuma dananya yang tidak ada. Kalau tahun ini ada biayanya, maka kami bisa menambah lagi instalasi atau alat de counter sehingga mengurangi luberan dan terbuang ke sungai,” jelasnya.

Ditanya terkait berapa dana yang diperlukan untuk pembangunan hingga pengadaan instalasi itu, kembali ke Walino, ia menyebut setidaknya dana yang dibutuhkan mencapai Rp4 miliar.

“Kami juga mengajak warga agar bersahabat dengan alam. Agar bahan baku air kian bersih,” tuturnya.



Komentar
Banner
Banner