Kalsel

Warga Kalselteng Waspada! Stok Elpiji Mulai Menipis Selama Ramadan

apahabar.com, BANJARMASIN – Persediaan gas elpiji tiga kilogram di Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah mulai…

Featured-Image
Ilustrasi elpiji. Foto-Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Persediaan gas elpiji tiga kilogram di Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah mulai menipis selama Ramadan.

Ketua Hiswana Migas Kalsel, Saibani, memperkirakan menipisnya stok gas melon karena distribusi gas yang terhambat.

Penyebabnya, jalur distribusi dari depot gas ke stasiun pengisian gas terganggu karena jalan rusak.

“Jalan yang rusak yakni di Sungai Gampa, Barito Kuala (Batola). Memang untuk distribusi ke Hulu Sungai dan Kalteng diarahkan lewat daerah Sungai Puting,” kata Saibani saat ditemui di kantornya Jalan Belitung, Kota Banjarmasin, Sabtu (17/4) siang.

Ruas jalan tersebut rusak akibat diterjang banjir awal tahun ini. Kondisi itu menyebabkan kemacetan yang parah.

Saibani khawatir jika tak segera ditambah, stok elpiji di Tapin, HSS, HST HSU, Balangan, Tabalong dan sebagian Kalteng akan habis.

“Sekitar 2-3 hari lagi stok di sana bakal habis,” ucapnya.

Meski begitu, Hiswana dan Pertamina sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stok elpiji di daerah.

“Selain jalur darat, pendistribusian gas elpiji ke hulu sungai dan pesisir juga dilakukan melalui jalur sungai memakai LCT (landing craft tank). Tapi pengiriman jalur sungai tidak maksimal karena tergantung pasang surut,” sambungnya.

Saibani mengatakan pasokan elpiji dari Hiswana Migas untuk Banua Anam hingga Kalteng dalam sehari berkisar 300-400 ton. Elpiji didistribusikan melalui truk tangki berkapasitas 13 ton.

Akibat tak didistribusikan selama dua hari terakhir, stok elpiji di depo Pertamina saat ini masih ada sebanyak 3000 metrik ton. Stok ini masih cukup untuk kebutuhan selama 10 hari.

Selain wilayah hulu sungai, stok gas untuk kota Banjarmasin dan Banjarbaru juga ikut terganggu akibat rusaknya Jalan Gubernur Sarkawi.

Hiswana juga sudah melaporkan hal ini kepada Pemerintah Provinsi, DPRD Kalsel, Dinas PU dan Balai Jalan Nasional.

“Namun mereka juga belum menemukan solusi untuk mengatasi masalah distribusi ini,” tukasnya.



Komentar
Banner
Banner