Tak Berkategori

Waketua DPRD Respons Megaproyek Tandingan Jembatan ‘Basit’

apahabar.com, BANJARMASIN – Megaproyek tandingan Jembatan ‘Basit’ tengah jadi perbincangan hangat. Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, Matnor…

Featured-Image
Jembatan baru ini digadang-gadang bakal memecah kemacatan di Kamelda. Foto: Dinas PUPR Banjarmasin untuk apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Megaproyek tandingan Jembatan ‘Basit’ tengah jadi perbincangan hangat. Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, Matnor Ali ikut angkat bicara.

“[Proyek] Ini aku yang angkat lagi. Sekarang hilang, minta diangkat lagi saat pembahasan APBD 2020 kemarin,” ujar Matnor dihubungi bakabar.com, Rabu (19/1) malam.

Dulu, kata Matnor, megaproyek ini pernah direncanakan di zaman Fajar Desira menjabat Kepala Badan Perencanaan Daerah periode 2012.

Lantas, mampukah APBD Banjarmasin menopang kebutuhan anggaran megaproyek senilai Rp175 miliar itu? Matnor optimistis.

“Itu menggunakan dana alokasi khusus, pendamping APBD kota dan provinsi,” tukas politikus Golkar ini.

Lalu, seperti apa sikap DPRD terhadap megaproyek ini?

Klaim Matnor, mayoritas legislator di DPRD Banjarmasin mendukung.

“Ya, siap kita dukung untuk memecah kemacetan di Kampung Melayu Darat Seberang Masjid. Juga wajah baru tidak lagi padat dan membuat Banjarmasin lebih bungas,” jelasnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, megaproyek yang disebut-sebut adalah jembatan ‘pembelah’ Sungai Martapura di Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur dengan Sungai Gampa, Banjarmasin Utara.

chrome-extension://ecabifbgmdmgdllomnfinbmaellmclnh/data/reader/index.html?id=116&url=https%3A%2F%2Fbakabar.com%2F2022%2F01%2Fsaingi-jembatan-basit-banjarmasin-geber-megaproyek-pembelah-sungai-martapura%2F

Tak kalah dengan megaproyek Jembatan ‘Basit’ Alalak, proyek satu ini bakal menyedot anggaran hingga Rp175 miliar.

Ditarget rampung sebelum 2024, panjang jembatan mencapai 120 meter. Itu belum termasuk jalan pendekatnya.

Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Banjarmasin Chandra mengatakan feasibility study atau studi kelayakan pembangunan jembatan sudah selesai. Hasilnya; layak dibangun.

"Di tahun 2022, kita dapat pembebasan lahan. Saat ini, kami mulai penunjukkan kegiatan appraisal," ujarnya kepada bakabar.com, Rabu siang (19/1).

Lebih jauh, Pemkot Banjarmasin juga telah menyiapkan anggaran khusus pembebasan lahan sekitar Rp35 miliar.

Puluhan kepala keluarga (KK) bakal memperoleh biaya ganti rugi lahan atas tempat tinggalnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"Kalau lahan sudah clear and clean, di tahun 2023 kita rencanakan pembangunan," ucap Chandra.

Ia memaparkan bentang utama jembatan menuju Sungai Gampa ini berkisar 120 meter.

Panjang bentang di luar dari oprit jembatan. Yang lebarnya mencapai 50×80 meter. Kedua sisi akan memiliki besaran oprit yang sama.

"Yang sekitar 220 meter," tegasnya.

Selain itu pembangunan infrastruktur penunjang bakal sejalan dengan proyek jembatan. Yakni berupa jalan.

Nantinya, akan ada proyek jalan sepanjang 3,8 Kilometer yang memakan investasi hingga Rp276 miliar.

Jalan sepanjang itu bakal menembus sebagian wilayah Kabupaten Barito Kuala. Pembebasan lahan khusus proyek ini sebesar Rp50 miliar.

"Yang dibebaskan sekitar 50 meter, tapi badan jalan, drainase dan trotoar 30 meter. 10 meter lainnya ruang bebaslah," imbuhnya.

Dinas PUPR amat yakin merealisasikan megaproyek ini. Terlebih setelah berkoordinasi dengan Balai Jalan, Sungai, Pemprov Kalsel hingga Pemkab Batola.

"Kalau memang mentok, mudah-mudahan APBD bisa dilaksanakan secara multiyears contract," pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner