News

Wacana Vaksin Covid-19 Berbayar Masih Dikaji

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengaku masih mengkaji teknis rinci vaksin Covid-19 berbayar.

Featured-Image
Ilustrasi vaksin Covid-19. Foto-Unsplash/Mat Napo

bakabar.com, BANJARMASIN - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengaku masih mengkaji teknis rinci vaksin Covid-19 berbayar.

Rencana vaksin berbayar sampai saat ini belum menjadi keputusan final dan masih dipelajari lagi mengenai mekanismenya.

Ancang-ancang vaksin Covid-19 berbayar akan dilakukan selepas status pandemi dicabut dan Indonesia sudah memasuki masa endemi. Sekarang ini, seluruh masyarakat masih mengakses vaksin Covid-19 secara gratis.

"Itu (teknis vaksin berbayar) sedang kami kaji. Tapi nanti masuk sebagai salah satu strategi kita tahapan pandemi menjadi endemi," jelas Budi Gunadi di sela-sela Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI.

"Belum kami putuskan. Kami masih mempelajari ya."

Di hadapan anggota Komisi IX DPR saat rapat berlangsung, Budi Gunadi memaparkan rencana strategis vaksin Covid-19 tahun 2023. Dikatakan, akan membuka opsi soal vaksin Covid-19 yang bisa dibeli di apotek dan rumah sakit.

Rencana vaksin Covid-19 dijalankan bila terjadi perubahan pencabutan status pandemi dalam masa transisi ke endemi.

Target vaksin Covid-19 yang tersedia di apotek dan rumah sakit nanti ditujukan kepada non Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Sehingga mereka dapat membeli vaksin sendiri.

Persiapan Masuk Endemi

Berkaitan dengan vaksin Covid-19 berbayar, bila Indonesia sudah masuk endemi, rencana itu termasuk bagian dari strategi menuju masyarakat yang 'akan kembali hidup normal.' Seperti halnya, vaksin-vaksin lain yang dapat diakses mandiri oleh masyarakat.

Intervensi Pemerintah pada masa transisi ke endemi juga diturunkan, sementara kesadaran masyarakat terhadap kesehatannya diharapkan dapat ditingkatkan.

"Kita untuk mengubah dari status pandemi ke endemi, yang paling penting sebenarnya adalah intervensi Pemerintah diturunkan, partisipasi masyarakat ditingkatkan," terang Budi Gunadi Sadikin. kutip Liputan6.com.

"Seperti demam berdarah atau saat flu kan Pemerintah enggak mengintervensi, menyuruh masyarakat ngatur-ngatur gitu kan. Tapi masyarakat diedukasi dan memahami bahwa kalau kita sakit, obatnya flu. Kalau sakit minum apa, karena memang medisnya sudah tersedia."

Serupa dengan COVID-19, lanjut Menkes Budi Gunadi, secara berkala nanti Pemerintah bertahap memberikan pemahaman.

"Kami akan bilang, masyarakat sehat, kalau tidak sehat ya ada vaksinnya. Secara gradual kami lakukan supaya hidupnya akan kembali normal," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner