Nasional

Viral Tanker Banjarmasin-Balikpapan Terombang-ambing di Laut Lepas, Intip Penjelasan Pertamina

apahabar.com, BANJARMASIN – PT Pertamina (Persero) angkat bicara soal kapal tanker bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM)…

Featured-Image
ILUSTRASI Kapal tanker diterjang ombak di lautan lepas. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - PT Pertamina (Persero) angkat bicara soal kapal tanker bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terombang-ambing di laut lepas, belum lama ini. Video 'Menembus Badai Mengantar Energi bagi Negeri' itu sempat viral di jagat dunia maya.

Soal ini, perusahaan plat merah tersebut memandang lumrah dialami setiap tanker dalam upaya pemenuhan energi, terutama ke daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Apalagi kalau cuaca sedang buruk, itu sudah biasa," jelas Region Manager Communication and CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha kepada bakabar.com, Senin (4/3) siang.

“Ini salah satu yang sering dihadapi Pertamina saat mengirim pasokan minyak ke sejumlah daerah."

Yudi menjelaskan tanker tersebut adalah MT Lamiwuri. Kala itu, kapal berlayar dari Balikpapan menuju Banjarmasin. Misinya pengiriman pasokan BBM.

Dalam video, terlihat tanker 2.200 Gross Ton (GT) itu sempat diterjang ombak setinggi 3-5 meter dan menembus badai dengan jarak pandang hanya 500 meter. Kecepatan kapal menurun drastis. Dari 8 knot menjadi sekitar 5 knot saja.

Kapal tanker itu mengangkut BBM jenis avtur dan bio-solar. Jarak tempuhnya kurang lebih 312 mil laut.

Yudi mengatakan kejadian tersebut tidak terjadi baru kemarin.

Baca Juga:Kapal Bermuatan Puluhan Pelajar Karam di Sungai Mentaya

"Itu terjadi awal tahun saat musim angin laut," jelas dia.

Video-video seperti itu, menurut Yudi sebenarnya banyak. Tapi memang jarang dipublikasikan.

Video serupa yang turut viral manakala Pertamina melakukan ekspedisi serupa di Mahakam Ulu, sebuah kawasan 3T di Kaltim.

Beredarnya video tersebut, kata Yudi, setidaknya dapat menunjukkan ke publik bagaimana perjuangan Pertamina dalam upaya pemenuhan bahan bakar.

Terkadang, sambung dia, badai dan gelombang tinggi pada bulan-bulan tertentu menjadi pembendung pasokan BBM tidak sampai tepat waktu. Tak jarang, karenanya berujung pada antrean di sejumlah depo pengisian.

"Waktu tempuh dari normalnya empat hari bisa menjadi enam hari akibat badai dan gelombang tinggi," terang dia.

Selain Banjarmasin atau Mahakam Ulu, tantangan serupa juga kerap dihadapi Pertamina pada misi pengiriman ke Sulawesi, Kalimantan Utara, Sorong dan sejumlah kawasan timur Indonesia.

"Biasanya dalam satu kapal tanker dikawal belasan anak buah kapal tergantung besar kecilnya kapal," ujarnya.

https://www.youtube.com/watch?v=jCI-MBNSI48

Baca Juga:Puluhan Kapal Klotok Mogok Massal, Pemkot yang Rugi!

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner