Tak Berkategori

Viral Mahasiswa Bakar Jas Almamater Uniska, “Maaf, Gak Sengaja Ketumpah Bensin!”

apahabar.com, BANJARMASIN – Nama Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari kembali jadi buah bibir. Bukan…

Featured-Image
Aksi seorang mahasiswa membakar jas almamater Uniska viral di media sosial. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Nama Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari kembali jadi buah bibir.

Bukan karena dinamika pemilihan rektor, melainkan aksi seorang oknum mahasiswanya. Dalam sebuah unggahan video, mahasiswa yang tampak kesal itu membakar sebuah jas almamater Uniska.

Aksi pembakaran itu direkamnya dalam sebuah video berdurasi 1 menit 35 detik. Lantas, muncul di cuplikan histori whatsapp (WA) mereka yang berteman dengan oknum itu.

Wakil Rektor III Uniska Idzani Muttaqin ternyata sudah mengetahui informasi itu sejak tiga hari lalu. Idzani memastikan si pembuat video adalah mahasiswa tingkat akhir.

"Sempat beredar sedikit tapi orang sempat merekam," ujarnya dihubungi bakabar.com, Selasa (20/4).

Pemilihan Rektor Uniska Memanas, Abdul Malik Didesak Mundur

Dalam waktu dekat, pihaknya bakal melayangkan teguran ke si mahasiswa. Termasuk, memintanya bertanggung jawab atas video yang telah beredar luas.

Lantas bagaimana dengan motif pembakaran salah satu simbol kampus itu? Idzani bilang aksi mahasiswa tersebut hanya luapan kekesalan semata.

Berawal dari pengurusan surat pindah kuliah dan kampus ke luar daerah. Dalam prosesnya, kata Idzani, sempat terjadi kesalahpahaman. Sebelum memberikan surat keputusan, pihak kampus memang meminta dana sekitar Rp10 juta.

Tapi, dana sebanyak itu guna melunasi tunggakan si mahasiswa. Mulai dari SPP selama 2 semester hingga tunggakan skripsi.

“Dia merupakan mahasiswa tingkat akhir dan pernah berhenti kuliah selama 1 tahun,” ujarnya.

Lantaran tidak punya uang, mahasiswa tersebut akhirnya meluapkan kemarahannya dengan membakar berkas skripsi termasuk almamater.

"Dia kaget dan langsung marah, tidak konfirmasi dulu. Jika konfirmasi tunggakan SPP itu bisa dicuti otomatis dan bisa bayar Rp100 ribu saja," ucapnya.

Akhirnya kesalahpahaman itu dimediasi kampus. “Diselesaikan secara kekeluargaan,” ujarnya. "Waktu balik ke sini dia mengurus surat pindah dan kita tidak tahu, dia juga tidak bilang ke mana," tambah Idzani.

Idzani menghimbau bila terdapat kejadian serupa mestinya para mahasiswa melakukan kroscek terlebih dahulu ke pihak fakultas, atau program studi.

“Seperti dia tadi, cuti otomatis tidak tahu dan bayar sampai Rp10 juta. Jika lapor ke fakultas bisa bayar Rp200 ribu beres," pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner