bakabar.com, MARABAHAN – Sebagai bentuk apresiasi, ratusan relawan yang menjaga jalur buka tutup di jalan nasional Desa Gampa Asahi mendapatkan bantuan.
Bantuan melalui Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola yang dibina Bupati Hj Noormiliyani AS itu, diserahkan kepada perwakilan dari 112 relawan, Senin (3/5).
“Alhamdulillah kami bisa berbagi, karena mereka siang malam mengatur lalu lintas dan berusaha mengurai kemacetan di Gampa Asahi,” ungkap Noormiliyani.
“Sebagai bentuk terima kasih, kami membagikan sembako kepada semua relawan yang bertugas,” imbuhnya.
Relawan-relawan dari Kecamatan Rantau Badauh tersebut tidak lagi bertugas sejak 30 April 2021 atau setelah 81 hari mengatur buka tutup jalur.
Pembubaran ini disebabkan operasional Jembatan Sungai Salim di Kecamatan Mataraman, Banjar, sudah normal kembali sejak 26 April 2021.
Imbasnya arus lalu lintas angkutan berat yang melintasi Rantau Badauh, berkurang drastis hingga mendekati 0 persen.
“Kami berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Tentu saja ini sangat bermanfaat untuk kami sekeluarga selama menjalankan ibadah puasa,” cetus Adi, salah seorang relawan.
Mengatur lalu lintas di jalur sepanjang 2,8 kilometer tersebut tidak mudah. Terkadang terdapat pengendara yang enggan disuruh mengantre.
Kemudian ketika jalan rusak akibat ditinggal mobil yang amblas, relawan harus berjibaku menyusun kayu galam dan menguruk lubang dengan batu base course.
“Sebenarnya pengurukan bukan pekerjaan relawan. Cuma kami tidak bisa membiarkan kerusakan semakin parah,” timpal relawan lain bernama Muhammad Heri.
“Kalau tidak cepat diuruk, kasian pengguna jalan lain. Tidak cuma mobil besar, banyak yang harus cepat melintas seperti ambulans atau pegawai,” imbuhnya.
Kendati sudah dibubarkan, relawan tersebut tetap disiagakan. Terlebih perbaikan kerusakan jalan di Gampa Asahi belum dilakukan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XI Kalimantan Selatan.
“Berhubung posko sudah diistirahatkan, selanjutnya relawan hanya bersiaga di rumah masing-masing,” jelas Juliannor Fatahillah, Camat Rantau Badauh.
“Mereka sewaktu-waktu dapat diturunkan untuk kejadian tertentu yang membutuhkan banyak relawan,” tandasnya.