bakabar.com, JAKARTA – Hasil Pilpres AS 2020 belum lagi tuntas, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi sudah menyebut Joe Biden sebagai “presiden terpilih” Amerika Serikat, setelah wapres AS itu memimpin penghitungan suara di beberapa negara bagian yang masih berjalan.
“Pagi ini jelas bahwa Biden-Harris akan memenangkan Gedung Putih,” kata Pelosi kepada awak media setelah Biden mengambil alih Pennsylvania dalam penghitungan surat suara negara tersebut.
“Presiden terpilih Biden memiliki mandat yang kuat untuk memimpin,” kata politisi dari Demokrat tersebut.
BACA JUGA : Hasil Pilpres AS 2020, Trump Mulai Ditinggalkan Pejabat Senior, Pendukung Biden Menari di Jalan-jalan
“Ini hari yang berbahagia bagi negara kita. Joe Biden adalah seorang pemersatu, karena ia bertekad untuk menyatukan masyarakat,” lanjut Pelosi.
Pennsylvania dengan kuota 20 suara elektoral, merupakan salah satu negara kunci dalam memperoleh kemenangan di Pilpres AS 2020.
Biden, yang saat ini memiliki 253 suara elektoral, hanya membutuhkan setidaknya 17 suara elektoral tambahan untuk mencapai angka kemenangan 270.
Bukan hanya untuk Biden. Pennsylvania juga menjadi harapan Donald Trump untuk mengejar lawannya itu dan menambah suara elektoral yang telah ia miliki saat ini, 213.
Namun perlu diingat, hingga saat ini masih ada lima negara bagian yakni Alaska, Arizona, Georgia, Nevada dan North Carolina yang masih masuk dalam proyeksi perhitungan suara.
Trump yang kini memiliki 213 suara elektoral sejauh ini memimpin di Alaska dan North Carolina. Sementara Biden sementara memimpin di Arizona, Georgia, dan Nevada.
Sementara itu, menteri Luar Negeri Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger mengatakan pihaknya berencana untuk menghitung ulang rekapitulasi surat suara Pilpres AS 2020 di wilayah itu.
“Dengan selisih yang amat tipis, akan ada penghitungan ulang di Georgia,” kata Raffensperger kepada awak media, Jumat (6/11/2020).
Georgia sebelumnya berhasil ditaklukkan Joe Biden dari Donald Trump. Keduanya saling berebut suara negara bagian yang memiliki 16 suara elektoral tersebut.
Menurut data The New York Times, Biden memiliki 49,4 persen suara atau setara dengan 2.450.144, dengan Trump memperoleh 49,4 persen atau setara dengan 2.448.558 suara.
Dengan kata lain, Biden hanya unggul 1.586 suara dari Trump.
BACA JUGA : Update Hasil Pilpres AS, Biden Tinggal 6 Suara, Trump Ajukan Gugatan Setop Penghitungan di Michigan
Raffensperger mengatakan hasil pemilihan presiden di negara bagian tersebut “masih terlalu mepet untuk diputuskan”.
Trump Mulai Ditinggalkan
Posisi yang tak bagus bagi Donald Trump dalam proses penghitungan suara saat ini disebut membuat sejumlah pejabat senior Gedung Putih dan tim kampanye mulai meninggalkan capres Republik itu.
Sejumlah sumber dalam Gedung Putih dan tim kampanye Trump mengatakan kepada CNN bahwa beberapa pejabat sejawat perlahan menjauh dari Trump dalam rangka menyelamatkan diri.
Mereka menyadari bahwa Trump tak akan memenangkan Pilpres AS 2020, setelah Joe Biden memimpin penghitungan suara di Pennsylvania dan Georgia yang krusial bagi kubu Trump.
“Selesai sudah,” kata seorang penasihat kunci pemerintahan soal pertarungan Pilpres AS 2020. Ia kemudian menyebut ada kekhawatiran soal tindakan yang akan dilakukan Trump dalam menyikapi situasi ini.
“Ya Tuhan! siapa yang tahu,” katanya soal tindakan yang mungkin diambil Trump. Ia menyebut banyak pejabat di tim kampanye dan Gedung Putih menggelengkan kepala mereka usai melihat pernyataan palsu Trump pada Kamis (5/11/2020) malam waktu setempat.
Menurut si sumber, banyak orang mempertanyakan keputusan Trump untuk mengerahkan putranya dan Rudy Giuliani untuk membuat isu ada kecurangan dalam pilpres kali ini.
Sumber CNN ini menyebut hak Trump untuk menentang hasil dari pilpres, tapi menurutnya, cara Presiden Amerika Serikat tersebut salah.
Salah seorang penasihat dekat Trump mengatakan beberapa orang pemerintahan dan Badan Partai Republik mulai mengukur aksi politis mereka dan ambisi untuk putaran berikutnya.