bakabar.com, PALANGKARAYA – Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Palangkaraya belum dipastikan datang ke Palangka Raya, Kalteng, seiring insiden perahu cepat bermotor (speedboat) di Sungai Sebangau, Palangka Raya, Senin (9/3).
“Kami belum tahu apakah dari Kerajaan Belanda jadi atau tidaknya. Nanti kami akan berhubungan dengan pihak kerajaan dan juga Kementerian Luar Negeri,” kata Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Selasa (10/3).
Seperti yang direncanakan sebelumnya, Raja dan Ratu Belanda akan berkunjung ke sejumlah tempat di Palangka Raya pada 11-13 Maret, di antaranya Taman Nasional Sebangau, Nyaru Menteng, Taman PKK Betang Temanggung Tilung, serta Stadion Tuah Pahoe.
Sesuai agenda hari ini, Pemprov Kalteng akan melaksanakan rapat koordinasi wilayah pengamanan VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Kalteng di Aula Eka Hapakat Kantor Gubernur Kalteng.
Namun, saat pengecekan lokasi guna mengamankan tamu VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda di Sungai Sebangau, terjadi kecelakaan sungai dialami oleh tim. Melalui upaya pencarian hingga malam hari, 27 korban kecelakaan berhasil ditemukan dan dievakuasi.
Bahkan Gubernur Sugianto turun ke lapangan, ikut melakukan pencarian para korban kecelakaan hingga evakuasi.
Setelah semua ditemukan, Sugianto juga langsung menjenguk para korban yang dirawat di rumah sakit.
“Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat di Kalteng, saya menyampaikan duka cita yang mendalam untuk keluarga korban,” katanya.
Senada, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan mengatakan pihaknya belum menerima informasi terkait dengan perubahan rencana kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Palangka Raya.
“Belum ada yang namanya pengulangan susunan acara atau ‘schedule’,” kata dia.
Dari laporan polisi, kronologis karamnya speedboat yang membawa Paspampres itu berawal dari kecelakaan di tikungan sungai. Tim yang terdiri atas dua kapal yang melakukan survei, yakni kapal tim utama dan pengiring saat belokan berpapasan dengan kapal tim lain yang membawa logistik.
Kapal pembawa logistik cukup besar untuk ukuran sungai kecil tersebut, sehingga pada akhirnya saat kecepatan cukup tinggi dan posisinya sama-sama di tengah akhirnya bertabrakan.
Sedikitnya 7 orang meninggal akibat tabrakan tersebut, salah satunya adalah Komandan Kodim 1011/Kuala Kapuas, Letkol Kavaleri Bambang Kristianto Bawono.
27 Korban Ditemukan
Sebanyak 27 korban kecelakaan akhirnya ditemukan dan dievakuasi seluruhnya.
“Total ada sebanyak 27 korban kecelakaan, terdiri dari 20 orang selamat dan dalam perawatan medis, serta tujuh orang lainnya meninggal dunia,” kata Hendra.
Selain Letkol Kavaleri Bambang Kristianto Bawono, para korban lain adalah para tenaga kontrak Taman Nasional Sebangau dan Manggala Agni, yaitu Abi Damansyah, Mutiara, Tyas Novianti, Ibnu Yudhistira Hendrawan, Umrottus S dan Mansyah.
Untuk jenazah Dandim Kapuas, berdasarkan koordinasi polisi dengan Dandrem, akan dipulangkan ke Klaten, Jawa Tengah, hari ini 10 Maret melalui penerbangan ke Yogyakarta.
Saat ini sejumlah korban kecelakaan sedang dipantau karena lumayan kritis, yakni Gebran dari Kedutaan Belanda, serta Wahid dan Hadiyanto.
“Keadaannya tadi masih baik-baik saja, tapi informasinya ada luka yang terbuka sehingga kami anggap ini masih dipantau,” kata Hendra. (ant)
Baca Juga:Survei Kunjungan Ratu Belanda, Speedboat Paspampres Kecelakaan di Kalteng
Baca Juga: Kepincut Hutan, Raja dan Ratu Belanda ke Kalteng Maret
Editor: Fariz Fadhillah