bakabar.com, BANJARMASIN – Polisi kembali menggeber penyidikan kasus tewasnya sejumlah penumpang di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Terbaru, polisi memastikan tujuh orang yang menumpangi truk nahas tersebut adalah penumpang gelap.
“Berdasar keterangan sopir,” kata Kapolsek Kawasan Pelabuhan Laut (KPL) Polresta Banjarmasin, AKP Aryansyah, Rabu (15/9) malam.
Polisi saat ini sudah melakukan pemanggilan terhadap calo penumpang gelap berinisial KT.
Lantas, sejauh mana kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus ini?
“Bila cukup alat bukti, calonya pun bisa kita jadikan tersangka,” kata mantan kasat reskrim Polres Banjarbaru ini.
Lebih jauh, Aryansyah berkata pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan apabila ada oknum aparat yang turut mengambil keuntungan dari calo.
Terlepas itu, Aryansyah mengimbau kepada masyarakat bila mendapati informasi soal calo penumpang agar segera melaporkan ke Polsek KPL Polresta Banjarmasin.
“Segera laporkan. Karena kalau dibiarkan akan semakin banyak calon penumpang yang dirugikan,” katanya.
Sebelumnya, tewasnya dua penumpang gelap dalam insiden truk tercebur di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin mengundang keprihatinan banyak pihak.
Direktur Borneo Law Firm, Muhammad Pazri meminta dugaan penyelundupan penumpang harus diusut tuntas. Sebab, dirinya menduga ada dugaan kongkalikong oknum aparat di balik langgengnya praktik tersebut.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
"Bisa bentuk tim investigasi independen yang terdiri dari KSOP, Pelindo III, dan tentunya kepolisian," ujar Pazri kepada bakabar.com, Selasa (14/9).
Catatan media ini, temuan penumpang gelap bukan sekali dua kali terjadi. Pada medio April 2020 silam, sejumlah penumpang tanpa tiket juga kedapatan hendak menaiki KM Kirana IX yang sandar di Trisakti Banjarmasin.
Puncaknya, dua dari tujuh penumpang gelap tewas dalam insiden truk nahas di Trisakti Banjarmasin, Sabtu (11/9) kemarin. Truk bernomor polisi Jawa Timur itu tercebur di dermaga 100, atau sekitar 400 meter dari KM Kirana IX.
Truk diduga mengalami selip, lantaran selain medan yang licin karena guyuran hujan, juga karena kelebihan muatan di belokan sebelum menuju kapal.
Pendalaman media ini, hanya dua dari sembilan penumpang yang terdaftar secara resmi. Yakni, sopir dan kernet. Tujuh lainnya bisa dipastikan penumpang gelap.
Pada Minggu sore, tim gabungan bisa mengevakuasi badan truk dari sungai. Kendati truk berhasil diangkat, dua korban tidak ditemukan di dalam kabin.
Baru menginjak Senin pagi (13/9) satu per satu jasad korban muncul ke permukaan. Keduanya adalah Andi Mustofa (28) dan Sadri (35), dua dari tujuh penumpang gelap asal Katingan yang menumpangi truk nahas tersebut.