bakabar.com, RANTAU – Dalang bentrokkan brutal saat malam hari jadi Kabupaten Tapin akhirnya terungkap.
Pelakunya berinisial MS. Pemuda 15 tahun itu menikam rekannya sendiri berinisial AZ (16) hingga tewas.
“Keduanya adalah teman,” jelas Kasat Reskrim Polres Tapin, AKP Thomas Afrian dihubungi bakabar.com, minggu (01/12).
Saat ini, MS sudah selesai menjalani perawatan medis. Pelaku MS juga terkena tusukan di bagian punggung.
Mulanya, polisi mengira bahwa MS juga korban dari bentrokkan semalam.
Terungkapnya sosok pelaku, kata Afrian, berdasar keterangan rekan korban.
“Rekan korban itu saksi mata saat kejadian,” jelas Afrian.
Hasil pendalaman sementara, AZ merupakan korban salah tikam.
Cekcok antarkedua pelajar itu diduga kuat akibat pengaruh obat-obatan terlarang.
Saat bentrokkan pecah. MS terkena luka tusuk di bagian punggung.
Setelah tertikam, MS pun mengejar AZ dan menikam balik dari depan dan mengenai dada korban.
Korban pun tersungkur bersimbah darah di sebuah pot bonsai.
Sejumlah rekannya kemudian mengevakuasi AZ ke RSUD Datu Sanggul. Sayang, nyawanya tak tertolong.
Sejumlah saksi mata sudah diamankan petugas. Penyelidikan dilakukan tim gabungan.
Pelaku MS sempat dibawa ke RS H. Hasan Basry Kandangan, karena kondisinya masih belum normal akibat pengaruh obat dan luka tikam.
“Setelah keterangan dari para saksi didapat, tadi pagi kami interview si MS, dan ia mengaku,” jelas Afrian.
AKP Thomas Afrian menyayangkan atas tragedi berdarah malam tadi.
Polisi, kaya dia, turut berduka kepada keluarga korban. Dan mengharapkan tidak ada perselisihan lebih lanjut.
“Masyarakat Tapin untuk menghilangkan budaya membawa senjata tajam,” jelas Afrian.
Selain itu, Afrian meminta untuk memerangi narkotika dan minuman keras. Dua barang itu kerap jadi pemicu pertikaian.
Diwartakan subuh tadi, seorang pemuda tewas ditikam saat perayaan malam puncak hari jadi Kabupaten Tapin, Sabtu (30/11) malam, sekitar pukul 11.00. Sementara, satu lainnya mengalami luka tusuk.
Tahun ini, peringatan hari jadi Tapin ke-54 digelar di kawasan Rantau Baru. Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah Siring Rantau Baru, tepat di pinggiran Danau samping Jalan Ahmad Yani.
Sontak, keriuhan itu mengundang perhatian sejumlah masyarakat yang sedang asyik ngopi di Kedai Kopi 'Ruai Rindu' . Kedai itu berjarak sekitar 100 meter.
bakabar.com yang kebetulan berada di kedai tersebut melakukan pengecekan langsung ke sumber keributan.
Saat itu, tampak pertikaian antarpemuda terjadi di atas jembatan sekira 30 meter dari lokasi kejadian.
Selang kemudian, satu dari salah satu gerombolan ABG itu jatuh tersungkur. Disusul teriakan minta tolong.
Saat dihampiri, seorang pemuda yang belum diketahui namanya berada di pot tanaman hias jenis bonsai.
Empat rekannya mengangkat tubuh pemuda tersebut ke pinggir jalan raya.
Pantauan bakabar.com, tak ada satupun masyarakat sekitar yang berani mendekat.
Pasalnya, ada beberapa orang masih berlarian sambil memegang senjata tajam.
Korban kemudian diangkat ke bak mobil berplat merah untuk dibawa menuju RSUD Datu Singgul.
Tampak darah segar memenuhi tubuh korban. Korban masih bernapas.
Tak lama berselang, korban berhasil dibawa ke Unit Gawat Darurat RSUD Datu Sanggul.
Sesampainya di RSUD, rupanya satu orang pemuda lain sudah terlebih dulu dirawat akibat luka tusuk di punggung.
Belum lama tiba di UGD, kabar korban meninggal dunia terdengar.
Informasi sementara korban meninggal berasal dari Desa Banua Halat.
Sementara korban luka di punggung berasal dari Desa Perintis, Kecamatan Tapin Utara.
Selanjutnya, berbondong-bondong rombongan polisi datang.
Tampak Kapolsek Tapin Utara Salahuddin Al Ayubi, menyusul Kapolres Tapin AKBP Eko Hadi didampingi Kabag Ops AKP Rainhard.
Mereka datang langsung untuk melihat kondisi jenazah. Tak ada komentar sedikitpun dari polisi.
Sampai saat ini awak media masih menunggu keterangan resmi dari polisi, terkait kronologis percekcokan dan data korban jiwa.
Baca Juga: Heboh Nabi Terakhir di Benawa HST, Polisi Segera Tetapkan Tersangka
Baca Juga: Heboh Warga Badandan di Batola Memperoleh Sumber Gas
Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Fariz Fadhillah