Tiger Parenting

Tiger Parenting, Implikasinya pada Kinerja Akademis dan Kesejahteraan Psikologis Anak

Mendidik anak dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Tiger Parenting menjadi metode pengasuhan yang dikenal ketat dan tegas.

Featured-Image
Tiger Parenting menjadi pola asuh yang ketat. Foto: shiranosov/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Mendidik anak dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Tiger Parenting menjadi metode pengasuhan yang dikenal ketat dan tegas.

Tiger parenting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya orangtua yang sangat tegas, kritis, dan tuntutannya tinggi terhadap prestasi anak-anak mereka.

Melansir Very Well Family, metode Tiger Parenting mengacu pada pendekatan pengasuhan yang ketat dan berwibawa dengan tujuan membesarkan anak-anak yang berhasil. Ini seringkali berarti menghindari aktivitas menginap, berpesta, dan santai lainnya untuk fokus pada studi mereka.

Tiger Parenting menjadi metode asuh yang menekankan anak untuk selalu menjadi lebih. Foto: fizkes/istock photo
Tiger Parenting menjadi metode asuh yang menekankan anak untuk selalu menjadi lebih. Foto: fizkes/istock photo

Istilah ini pertama kali populer setelah munculnya buku berjudul "Battle Hymn of the Tiger Mother" karya Amy Chua pada tahun 2011. Dalam buku tersebut, Chua menjelaskan pendekatan orangtua Asia-Amerika terhadap pengasuhan yang sangat fokus pada pencapaian akademis dan prestasi anak-anak mereka.

Chua, yang menegaskan bahwa buku tersebut adalah memoar pribadinya dan bukan panduan pengasuhan, berbicara tentang pengalamannya menerapkan metode Tiger Parenting  pada putrinya sendiri, serta perubahan yang dia alami sebagai seorang ibu setelah putrinya memberontak.

Manfaat Tiger Parenting
Melansir Very Well Family, orangtua yang menerapkan metode Tiger Parenting meyakini bahwa pendekatan yang ketat memiliki manfaat bagi perkembangan anak-anak, membekali mereka untuk mencapai kesuksesan di masa depan.

Selain itu, orang dewasa yang mengadopsi strategi Tiger Parenting merasa bahwa dengan menetapkan standar yang tinggi, mereka membantu mengakarakan etos kerja yang kuat pada anak-anak mereka. Pendekatan ini, secara ideal, dapat mendorong perkembangan disiplin diri yang seringkali berlanjut hingga masa dewasa.

Anak-anak yang dibesarkan dengan metode pengasuhan macan diberi pengajaran tentang pentingnya usaha keras sejak dini.

Meskipun Chua menggambarkan Tiger Parenting dalam bukunya sebagai sesuatu yang terutama bersifat tegas, penelitian menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk menerapkan strategi pengasuhan yang lebih positif di antara banyak praktisi Tiger Parenting. Ini mencakup memberikan dukungan dan kasih sayang, bukan hanya menekankan ketegasan.

Pada prinsipnya, anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang menggabungkan kedua aspek dalam pola Tiger Parenting ini diharapkan akan merasa didukung, meskipun mereka juga didorong untuk bekerja keras.

Risiko Tiger Parenting
Orang-orang yang mendukung pola Tiger Parenting percaya bahwa menetapkan ekspektasi yang tinggi akan menghasilkan tingkat kesuksesan yang tinggi. Namun, pengkritik metode ini merasa pola asuh orang tua dapat membahayakan kesehatan mental anak.
Tiger Parenting sering kali mempengaruhi psikologis anak. Foto: bluecinema/istock photo
Tiger Parenting sering kali mempengaruhi psikologis anak. Foto: bluecinema/istock photo

Selain itu, meskipun "tiger parents" mengasosiasikan prestasi akademis dengan kesuksesan, para penentang metode ini percaya bahwa ada cara yang lebih akurat untuk mengukur prestasi anak, seperti melalui atribut pribadi yang positif dan menjadi anggota masyarakat yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Anak-anak yang dibesarkan dengan metode Tiger Parenting mungkin mengalami beberapa masalah harga diri karena tuntutan terus-menerus yang dibebankan kepada mereka. Mereka mungkin juga takut melakukan kesalahan atau mengecewakan orang tua jika mereka merasa tidak memenuhi standar mereka.

Metode Tiger Parenting, meskipun berintensi baik, dapat memiliki hasil yang bertentangan. Penelitian 2013 menunjukkan anak-anak dari pengasuhan harimau kurang sukses secara akademis dibandingkan dengan pengasuhan alternatif. Studi ini juga mencatat risiko peningkatan kecemasan dan depresi pada anak-anak yang dibesarkan dengan pendekatan ketat ini.

Editor


Komentar
Banner
Banner