bakabar.com, BANJARBARU - Banjarmasin, Tabalong, dan Kotabaru menjadi kota dan kabupaten yang menyumbang inflasi terbesar di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama Januari 2023.
Meminjam data BPS Kalsel, Tabalong menyumbang dampak inflasi terbesar dengan nilai 0,21 menurut tahun kalender atau M to M.
"Sedangkan Banjarmasin dengan 0,15 persen dan Kotabaru 0,12 berada di angka terendah," kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono.
Baca Juga: Nilai Tukar Petani di Kalsel Melonjak di Awal Tahun 2023
Sementara untuk wilayah Pulau Kalimantan, daerah pemyumbang inflasi terbesar adalah Singkawang yakni sebesar 0,45 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi terendah berada di Tanjung Selor sekitar 0,03 persen.
Sementara itu, dari data yang dirilis, beberapa pendorong inflasi di tiga kota di Kalsel di antaranya beras dan rokok.
Di Banjarmasin pada sektor rokok di 0,09 persen, SPP Bimbel 0,08 persen, sewa rumah, 0,07 persen, upah tukang bangunan 0,04 persen dan tarif cukur pria 0,03 persen.
Sedangkan Tanjung, lebih kepada komoditi beras (0,12 persen), perhiasan (0,06 persen), rokok kretek filter (0,05 persen), bawang merah (0,04 persen), minyak goreng (0,02) persen.
"Di Kotabaru juga sama, beras (0,10 persen), emas perhiasan (0,09 persen), sepeda motor (0,08 persen), cumi-cumi (0,06 persen) terakhir bawang merah (0,05 persen)," katanya.
Baca Juga: Viral Konten TikTok Guru Pegang Tangan Murid SD, Tuai Kecaman
Adapun penahan laju inflasi di Banjarmasin dan Kotabaru berasal dari sektor komoditi perikanan dan transportasi udara.
"Untuk Tanjung didominasi oleh Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax," tuturnya.
Banjarmasin angkutan udaranya sebesar 0,45 persen, pertamax 0,06 persen, ikan peda 0,03 persen, bahan bakar ruta 0,02 persen dan telur ayam ras 0,01 persen.
Tanjung ada bensin 0,14 persen, tomat 0,05 persen, terong 0,01 persen, daging ayam ras 0,01 persen, solar 0,01 persen.
Lalu di Kotabaru ikan kembung mencapai 0,17 persen, angkutan udara 0,13 persen, ikan tongkol 0,05 persen, Pertamax 0,04 persen terakhir terong 0,02 persen.
Kotabaru masuk dalam deretan inflasi tinggi nasional sebesar 7,78 persen. Sedangkan Banjarmasin 6,04 persen dan Tanjung (Tabalong ) sekitar 4,78 persen.
Padahal, dari inflasi tahun kalender Kotabaru terendah sebesar 0,12 persen. Akan tetapi, tahun ke tahun (y o y) masih tinggi.
"Ini membutuhkan keseriusan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam mengentaskannya," tuntas Martin.