bakabar.com, PELAIHARI – Pembunuh Fitria Ramadhan, seorang ibu muda di Kintap, Tanah Laut, telah dibekuk polisi, Kamis (8/10) malam. Lantas apa motif pembunuhan tersebut?
Sebelumnya, Fitria ibu muda satu ini ditemukan tewas mengenaskan di kamar lantai dua rumahnya, Rabu (7/10) pagi.
Sang anak dari suami pertama korban yang menemukan jasad ibunya tak bernyawa dengan luka menganga di leher.
Sehari kemudian, polisi membekuk Muhidin di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu. Pemuda 24 tahun ini tetangga dekat korban.
Tak mudah bagi polisi untuk menangkap Muhidin yang kabur ke daerah tetangga. Sebutir timah panas terpaksa disarangkan polisi di betis kanannya baru ia menyerah.
Doorr..! Pembunuh Ibu Muda di Kintap Tala Bertekuk Lutut Ditembus Timah Panas
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Kepada polisi, terkuak jika pelaku sakit hati dengan korban yang diketahui memiliki bisnis rental mobil.
“Pelaku mengaku sakit hati terhadap korban lantaran berkata-kata kasar. Persoalannya masalah utang yang tidak dibayar pelaku. Lalu korban menagih lantaran acap kali tidak bayar keluarlah kata-kata yang menyinggung hati pelaku ini,” ujar Kapolsek Kintap Iptu Endris Ary Dinindra kepada bakabar.com, Jumat (08/10) siang.
Perkataan tersebut lantas mendorong pelaku nekat menghabisi ibu beranak satu itu. Malam itu, Muhidin datang ke rumah korban saat sang suami tengah bekerja. Saat itu korban tengah tidur pulas di lantai II kamarnya.
Baru, Rabu esok harinya jasad Fitria ditemukan bersimbah darah dengan luka menganga di leher bagian belakang.
“Pelaku ini menyewa di sekitar rumah korban di RT 02 Jalan Ahmad Yani, Desa Pasir Putih Kecamatan Kintap,” kata kapolsek.
Kronologi Penangkapan
Perburuan terduga pembunuh seorang ibu muda bernama Fitria (29) di Pasir Putih Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut akhirnya berbuah hasil.
Tim gabungan Jatanras Polda Kalsel, Reskrim Polres Tala, Polsek Kintap dan Polsek Satui, menangkap pelaku di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kamis (8/10) malam.
Sekitar pukul 23.30 pelaku Muhidin bin Ayan, warga Desa Pasir Putih Kecamatan Kintap berhasil ditangkap. Proses penangkapan berlangsung cukup menegangkan.
Rupanya orang dekat korban
Pelaku pembunuhan ibu beranak satu ini rupanya tetangga korban.
Pelaku ditangkap dalam pelariannya di Desa Sumber Makmur Kecamatan Satui. Di sana ia bersembunyi usai menghabisi korban.
Saat diamankan pelaku mencoba melakukan perlawanan. Dengan sigap petugas memberikan tindakan tegas dan tembakan terukur di betis kanan pelaku.
Selanjutnya tersangka dan barang bukti dibawa ke Polsek Kintap untuk proses hukum lebih lanjut.
Tersangka bakal dijerat polisi dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Motif pembunuhan sementara masih didalami polisi.
Korban di Mata Tetangga
Kepergian Fitria ibu beranak satu di Desa Pandansari, Kintap, Kabupaten Tanah Laut, menyisakan kesedihan warga.
Bagaimana tidak, wanita yang dikenal supel itu ditemukan tewas secara mengenaskan di kamar rumahnya sendiri, Rabu, (7/10) pagi.
Adalah sang anak dari suami pertama yang menemukan jasad ibunya itu bersimbah darah dengan luka menganga di leher sekitar pukul 07.00.
Dari temuan tersebut, kuat dugaan wanita 29 tahun ini tewas dibunuh. Di kalangan tetangga, korban rupanya dikenal sebagai pribadi yang bersahabat.
“Orangnya itu sering bergaul dengan tetangga sekitar. Bahkan kegiatan yasinan maupun kegiatan tetangganya ia sering hadir bersama ibu-ibu untuk membantu,” ujar salah seorang warga Desa Pasir Putih dihubungi bakabar.com, Kamis (8/10) siang.
Para tetangga korban, kata dia, kaget begitu mengetahui korban tewas dibunuh.
Pembunuh Fitria rupanya orang dekat korban. Foto: Istimewa
Selain dikenal baik, selama ini korban diketahui tak pernah berselisih paham dengan siapa pun.
“Termasuk sama kerabatnya, gak pernah berselisih,” ujar warga itu.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Pasir Putih Kecamatan Kintap Mahdiansyah.
Setahu Mahdi korban juga cakap dalam berbisnis. Rumah lantai duanya dimanfaatkan untuk membuka jasa rental mobil.
“Semenjak ia tinggal di desa ini bersama suaminya ia merentalkan mobil,” ujar Mahdi.
Saat Fitria tewas dibunuh, sang suami dilaporkan sedang bekerja di salah satu perusahaan tambang batu bara di Tanah Laut.
“Ia kadang 4 atau 5 hari kerja baru saat libur pulang langsung ke rumah,” katanya.
Saat ini jasad Fitria sudah dibawa oleh orang tuanya ke Desa Pandansari.
“Dikuburkan di kampung halamannya, tempat orang tua korban berada,” ujar Mahdi.
Mahdi sangat berharap pembunuh Fitriah dapat segera diamankan untuk menutupi duka keluarga.
Di sisi lain, perlahan tapi pasti polisi menguak tragedi kematian Fitria.
Sebelum membekuk Muhidin, sejumlah nama terduga pembunuh ibu beranak satu itu telah dikantongi polisi.
Namun begitu polisi kala itu belum membeberkan detail siapa sosok tersebut. Pengejaran masih dilakukan.
“Kami sudah mengantongi beberapa nama yang diduga pelaku. Doakan saja semoga segera terungkap,” sebut Kasat Reskrim Polres Tala AKP Alvin Agung Wibawa dihubungi bakabar.com, Rabu malam via seluler.
Tim Reskrim masih terus bekerja mengumpulkan data dan fakta-fakta di lapangan. Termasuk motif kejadian.
Alvin belum membeberkan lebih rinci hasil olah tempat kejadian perkara di rumah korban. Hanya saja, dari rumah berlantai dua di tepi jalan besar itu, polisi mengamankan sebuah pisau.
“Dugaan sementara korban dianiaya,” ujar Alvin.
Kronologis Temuan
Warga RT 01/RW 1 Desa Pasir Putih, Kecamatan Kintap dibuat geger oleh kasus pembunuhan seorang wanita muda, Rabu (07/10).
Pagi itu, jasad korban ditemukan tergeletak tak bernyawa di kamar rumahnya oleh sang anak. Temuan tersebut sejurus kemudian dilaporkan oleh anak korban dari suami pertama itu.
“Anaknya dengan korban terpisah tidur, ibunya di atas kamar di loteng. Sementara anaknya tidur di bawah,” ujar Mahdiansyah, Kepala Desa Pasir Putih saat dihubungi media ini, baru tadi.
Korban dikabarkan baru setengah tahun menikah dengan warga setempat. Korban sudah tiga kali menikah.
Suami Jadi Saksi
Saat kejadian sang suami disebut sedang bekerja di salah satu perusahaan Tambang di Sungai Danau.
Temuan ini lantas dilaporkan ke pihak Polsek Kintap oleh sang anak.
Menerima laporan, Kanit Provost Polsek Kintap Ipda Bambang Hariansyah langsung ke TKP.
Sejumlah warga hanya bisa memandangi dari kejauhan rumah berlantai II tersebut.
Korban langsung dibawa tim medis rumah sakit KH Mansyur Kintap bersama anggota Inafis Polres Tala yang dibackup anggota Polsek Kintap.
Kapolsek Kintap Iptu Endris Ary Dinindra dikonfirmasi soal ini menduga korban dianiaya hingga tewas.
Di bagian lehernya, polisi menemukan luka gorokan menganga.
"Korban ditemukan tengah terlentang di atas tilam kamarnya di lantai II, dan di sekitar tubuh korban dekat ranjang ditemukan sebilah pisau, namun pisau itu terlihat bersih tidak ada bekas bercak darah sedikit pun," terang Endris.
Sementara suami korban Ahmad (25) sebagai saksi dalam kasus ini.
Dari keterangan Ahmad yang bekerja di sebuah perusahaan tambang batu bara PT BIB, saat kejadian dalam posisi sedang bekerja.
Dia mengaku pisau yang diindikasikan digunakan untuk menghabisi korban itu bukan barang miliknya.
Adapun motif di balik insiden ini dan siapa pelakunya masih dalam penyelidikan.
Sementara keberadaan korban diperkirakan baru sehari atau Selasa (6/10) ditemukan dalam posisi tak bernyawa.