bakabar.com, BANJARMASIN – Polisi telah menetapkan AR (24), pengemudi Suzuki Swift yang menabrak pesepeda di Veteran Banjarmasin sebagai tersangka.
Mobil yang dikemudikan AR sebelumnya menabrak pesepeda bernama Salman (58) hingga meninggal dunia.
“Sudah tersangka,” kata Kasat Lantas Polresta Banjarmasin, Kompol Noor Chaidir, Jumat (29/4).
Lebih jauh, Kompol Noor Chaidir menjelaskan, jika AR dan tiga teman lainnya terbukti memakai obat penenang yang memberi efek mengantuk.
“Saat mengemudi mereka masih dalam pengaruh,” katanya.
“Ini tidak dibenarkan. Mengemudi dalam kondisi pengaruh obat-obatan. Karena bisa membahayakan nyawa pengemudi dan pengguna jalan lainnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Berjam-jam setelah diamankan, polisi akhirnya menetapkan pengemudi Suzuki Swift DA 1099 TYB berinisial AR (24) sebagai tersangka.
Mobil yang ditumpangi pemuda kelahiran Binuang bersama tiga kawannya itu menabrak seorang kakek bernama Salman (58) hingga tewas.
Tabrakan maut tersebut terjadi di Jalan Veteran, depan Gang Tanjung Raya, Banjarmasin Timur, Kamis (28/4) pagi. Ada empat orang yang berada di dalam mobil tersebut.
Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka, polisi berencana memeriksa urine AR. Sebab, ia diduga kuat dalam kondisi mabuk saat kecelakaan maut itu terjadi.
Berjam-jam pascainsiden nahas itu keempatnya terlihat hanya tidur-tiduran di ruang Unit Laka Lantas, Polresta Banjarmasin.
KRONOLOGIS KECELAKAAN
Kronologis kecelakaan bermula ketika Salman sedang mengendarai sepedanya di tepi jalan Veteran.
Mobil berwarna putih itu tiba-tiba menyeruduk dari arah belakang korban saat bersepeda ke arah Sungai Lulut.
"Saya dapat kabar dari keluarga bahwa Kak Salman meninggal dunia karena kecelakaan, katanya ditabrak dari belakang," ujar adik korban, Khadijah.
Melihat dari tanda-tanda Khadijah, pun yakin jika kakaknya telah ditabrak dari belakang.
"Seperti terlindas mobil si penabrak, dan katanya di lapangan orang yang ada di dalamnya diduga dalam keadaan mabuk alkohol," tukasnya.
Mereka sekeluarga meminta agar penabrak mendapat ganjaran yang setimpal karena menghilangkan nyawa keluarganya.
"Diberikan hukuman setimpal kami harapkan," tegasnya.
Salah seorang relawan dari Putera Daha Fatar (24) mengungkapkan bahwa korban mengalami luka di bagian kepala. Selain itu ada keluar darah di mulut dan telinga ketika dievakuasi.
"Ketika kami evakuasi kondisinya masih bernafas, dan dikabarkan meninggal dunia pas dalam penanganan medis," ungkapnya.
Fatar tinggal satu kampung dengan korban. Orang sekitar kampunganya banyak mengetahui bahwa korban sering ke mana-mana menggunakan sepeda.
"Namun dia tidak pernah ke tengah dan selalu tertib berada di pinggir ketika bersepeda," ujarnya.
Mobil nahas itu berpenumpang tiga orang satu orang sopir.
"Dua pria dan dua perempuan," pungkasnya.
Sisi lain netizen dibuat geram, ratusan komen menghujat akun @bbynonaa sempat-sempatnya membuat story di akun Instagramnya.
Akun itu adalah salah satu penumpang perempuan yang ada di belakang, dikabarkan dia memang selegram. Dalam videonya dia menyorot orang yang ada di dalam ambulans serta wajahnya dan temannya, sembari menyorot video itu dia mengeluarkan kalimat yang tidak pantas atau empati diseberluaskan ke media sosial.
"Guys kami tuh nggak sengaja, namanya musibah ya, nggak sengaja nabrak orang dan orangnya mati di tempat" ucapnya.
Tak lama setelahnya, wanita itu menyorot kamera ke sejumlah relawan BPK yang berada satu mobil dengannya.
Akibat ulahnya itu, unggahan instagram si wanita diserbu netizen karena dianggap tak berempati pada korban yang meninggal.