bakabar.com, BARABAI – Dugaan teror kebakaran sejumlah sekolah di Hulu Sungai Tengah diselidiki tim laboratorium forensik Mabes Polri.
“Jadi untuk kebakaran yang waktunya hampir bersamaan itu kami mendatangkan ahli dari Labfor Polri Cabang Surabaya untuk melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut,” kata Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dani Sulistiono usai mengumpulkan sejumlah barang bukti kebakaran di SDN 2 Barabai Timur, Rabu (5/2).
Polri memiliki tujuh labfor, salah satunya Labfor Cabang Surabaya, yang bermarkas di Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Labfor Cabang Surabaya berdiri pada 1957, tertua kedua setelah Mabes Polri di Jakarta. Jangkauan kerja Labfor Surabaya tidak hanya Jawa Timur, namun juga sampai Kalimantan.
Basis kerja labfor ialah ilmu pengetahuan. Tak hanya menyelidiki kasus kebakaran, berkaitan bahan peledak atau bom, narkoba atau penembakan, labfor ini beken setelah ikut menyelidiki kasus prostitusi yang menjerat artis VA.
Kuat dugaan teror kebakaran yang menyasar empat sekolah di HST akibat ulah oknum tertentu.
Proses penyelidikan penyebab kebakaran telah memasuki hari ketiga. Selain Mabes Polri, Polres HST dibantu Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Kalsel.
Mereka mengumpulkan dan membawa sejumlah benda dari 4 gedung sekolahan yang terbakar.
Sebanyak 14 benda dari sekolah-sekolah yang diduga disabotase ini dibawa Tim Labfor. Dari SDN 2 Banua Jingah ada 10 benda, SDN 1 dan 2 Barabai Timur ada 2 benda serta di MAN 1 sebanyak 1.
Rata-rata yang dibawa mereka adalah reruntuhan kayu bekas terbakar untuk diamankan dan dilakukan penyelidikan forensik.
Selanjutnya, kata Kasat, mengenai hasil pihaknya menunggu dari Labfor Surabaya. Indikasi adanya sabotase dari oknum tertentu belum bisa menyimpulkan.
“Kami saat ini belum bisa menentukan. Kami menunggu hasil dari tim forensik yang menyampaikan kepada kami sebagai penyidik,” kata Dani.
Dalam kasus ini polisi tampak kesulitan untuk mengumpulkan barang bukti terkait kebakaran.
Dani meminta ketika ada kejadian serupa warga atau pihak sekolah tidak menghilangkan atau membersihkan sendiri tempat kejadian perkara.
Diketahui, SDN 2 Banua Jingah terbakar pada Minggu (2/2) dini hari menghanguskan 3 ruangan.
Esok harinya, Senin (3/2) sekitar pukul 00.15 giliran MAN 1 HST terbakar. Total, ada sembilan ruangan gedung MAN 1 HST yang terbakar.
Mulai dari ruang kelas, ruang guru, laboratorium IPA, Laboratorium Menjahit, Laboratorium Komputer, hingga kantin sekolah. Seisi ruangan pun ludes dilalap jago merah.
Kebakaran dua sekolah itu diduga akibat korsleting arus listrik. Tetapi ada hal janggal ditemui di sekolah itu.
“Di belakang ruang kelas yang terbakar ada kursi dan meja. Keduanya dihelat pagar sekolah. Saya curiga itu digunakan untuk masuk dan membakar,” ujar Kepala MAN 1 HST, Tri Joko Waluyo kepada bakabar.com.
Sementara pada SDN 1 dan 2 Barabai Timur, pada hari kejadian di MAN 1 HST, penjaga sekolah dikejutkan dengan temuan bekas terbakar pada pintu musala dan kantin saat membuka sekolah, Senin (3/1) dini hari.
Dari kedua pintu di dua sekolah itu, ditemukan 2 benda terbuat dari plastik, sapu dan ember yang dijadikan media pembakaran.
Hal itu dibuktikan dengan sapu yang meleleh di pintu sekolah SDN 2 Barabai Timur hingga menyebabkan bagian bawah pintu gosong. Beruntung tidak terbakar.
Baca Juga: Kebakaran Lahan Masih Mengintai Penajam, Calon Ibu Kota RI
Baca Juga: Sekda Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Kebakaran Sekolah di HST
Reporter: HN Lazuardi
Editor: Fariz Fadhillah