bakabar.com, BATULICIN – Teror serangan buaya rupanya sudah tak asing lagi bagi warga di bantaran Sungai Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu.
Namun begitu kasus serangan hewan berdarah dingin itu semakin tidak bisa dianggap remeh.
Pasalnya pada Minggu (10/5) pagi, seorang remaja putri bernama Devi warga RT.01 meregang nyawa akibat disambar buaya saat beraktivitas di sungai.
Warga mengungkapkan keberadaan buaya di sungai tersebut memang sudah ada sejak lama.
Bahkan bisa dikatakan sungai tersebut adalah habibat bagi para buaya muara.
Terlepas dari itu, sungai di Sebamban juga sudah sejak dulu digunakan warga setempat untuk mandi cuci kakus (MCK).
Dan sebagian warga pun juga ada yang memanfaatkannya untuk mencari ikan.
“Dari zaman datu atau nenek moyang kami, sungai di Sebamban itu sudah digunakan sebagian besar warga kampung. Kalau musim kemarau panjang tiba hampir semua warga turun ke sungai untuk mandi, mencuci pakaian dan mengambil air buat masak,” ungkap warga sekitar bernama Abdul Rahman kepada bakabar.com, Rabu (13/5).
Aco bilang ketergantungan warga dengan sungai tersebut pun masih tinggi. Hampir 25 persen warga di Sebamban Baru menggunakan air dan beraktivitas di sungai itu.
Untuk keberadaan buaya di Sungai Sebamban, kata Aco, sejak dia kecil memang sudah ada. Namun populasinya tidak sebanyak sekarang.
Warga Sebamban khususnya Desa Sebamban Baru (Murung) pun sudah tidak asing lagi dengan keberadaan buaya.
Dan mereka sudah biasa, karena hampir setiap hari melihat penampakan buaya yang muncul ke permukaan air dan berjemur di tebing dataran rendah
“Memang dulu juga pernah ada buaya di sungai itu menggigit tangan dan kaki warga. Tapi tidak ada sampai diterkam dan dibawa ke dasar air seperti kejadian yang menimpa almarhumah Devi kemarin,” ungkapnya.
Nahas menimpa Devi, warga Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu. Hingga kini warga terpantau masih memburu buaya yang menyerang dara 17 tahun itu.
Sebelumnya, Devi meregang nyawa akibat disambar buaya saat sedang mandi di sungai, Minggu (10/5) kemarin.
Sebelum meninggal dunia, keluarga Devi sempat mendapatkan isyarat kepergian korban.
"Keluarga korban bermimpi bahwa si Devi disambar buaya," cerita Kepala Desa Sebamban Baru, Syaifullah, kepada bakabar.com.
Ternyata mimpi dari keluarganya menjadi kenyataan. Devi meninggal dunia disambar hewan berdarah dingin itu.
"Sebelum disambar buaya dan meninggal dunia, keluarga korban bercerita bermimpi si korban memang disambar buaya," terangnya.
Minggu, 10 Mei, sekitar pukul 7 pagi masyarakat dibuat geger kematian Devi.
Devi disambar buaya usai selesai mencuci pakaian dan berenang di pinggir sungai yang hanya berjarak selemparan batu dari kediamannya.
Alda, Helda dan Jumia, menjadi saksi hidup keganasan hewan liar itu. Rekan Devi menyebut korban berenang agak ke tengah sungai dan Jumia temannya naik untuk menepi dengan korban.
Setelah itu korban meloncat kembali ke sungai hingga tak muncul-muncul lagi.
Sesaat kemudian, rekan rekan Devi melihat ekor buaya dan tangan korban diseret oleh hewan mematikan itu di permukaan sungai.
Sehari berselang, warga berhasil menangkap seekor buaya yang diduga menyerang Devi.
"Kami bersama warga dibantu pawang buaya menangkap seekor buaya, namun ini bukan buaya yang menyambar korban kemarin," terang Syaifullah.
Upaya penangkapan buaya dilakukan menggunakan pancing yang diberi umpan ayam dan bebek yang masih hidup. "Kami masih melakukan upaya pencarian dan penangkapan buaya yang menyambar warga kami kemarin," tuturnya.
Sementara itu Camat Sungai Loban, Rusdiansyah, membenarkan penangkapan seekor buaya muara oleh warga di Sebamban Baru.
"Ya benar ada seekor buaya yang ditangkap warga, selanjutnya buaya tersebut akan diserahkan ke BKSDA untuk dievakuasi ke penangkaran Jhonlin," terang Camat.
Sampai saat ini warga masih berupaya untuk mencari dan melakukan penangkapan buaya yang menyambar korban dengan menggunakan alat pancing.
"Ukuran buaya yang menyerang itu lebih besar sekira empat meter," jelas dia.
Reporter: Syahriadi
Editor: Fariz Fadhillah