bakabar.com, BANJARMASIN – Cuaca ekstrem mengancam sejumlah wilayah Indonesia pada 28 Agustus hingga 3 September mendatang. Termasuk Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia,” ucap Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dikutip dari Antara, Sabtu (28/8) malam.
Guswanto mengatakan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas.
Selama periode tersebut, pihaknya memperkirakan terjadi fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) serta aktifnya gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang selama sepekan ke depan dapat terjadi di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung.
Lalu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara untuk tiga periode ke depan yakni 27-29 Agustus, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga perlu diwaspadai di Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Guswanto menyarankan agar pihak-pihak terkait melakukan persiapan seperti memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Kemudian melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
“Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,” kata dia.
BMKG juga menyarankan agar menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.
“Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia,” ujar dia.