Kalsel

Terkuak! Sosok ‘Sultan’ Pembagi Emas di Amuntai-Banjarbaru

apahabar.com, TANJUNG – Sosok ‘Sultan’ pembagi emas di Musala, Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)…

Featured-Image
Sejumlah petugas Samsat Banjarbaru mendatangi mapolres setempat untuk mengonfirmasikan aksi seorang pria misterius membagikan sejumlah emas ke petugasnya. Foto: Ist

bakabar.com, TANJUNG – Sosok ‘Sultan’ pembagi emas di Musala, Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan sejumlah tempat hingga Banjarbaru perlahan terkuak.

Pria tersebut bernama Ricky (31), warga Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Ricky yang memiliki istri dan anak 2 ini dikenal sebagai pengusaha jual beli emas di sebuah pendulangan di pedalaman Palangkaraya.

Identitas sang ‘sultan’ tersebut diungkap adiknya, Arifa Aisyah (23) yang saat ini berdomisili di Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.

Arifa bilang kakaknya itu berangkat dari Palangka Raya lewat Tamiyang Layang bersama temannya, Selasa 31 Agustus 2021.

“Saat di Tamiyang Layang telepon saya mau ke Tanjung dengan suara agak ketakutan, bilangnya ada urusan mendesak dan minta dijemput,” jelasnya kepada bakabar.com, Senin (6/9) malam.

“Karena jarak tempuh Tanjung- Tamiyang Layang, saya minta bertemu di Simpang 3 Kelua. Dan dia akan menelepon jika sudah sampai di Kelua,” sambungnya.

Di Balik Viralnya Aksi ‘Sultan’ Bagi-Bagi Emas di Musala Amuntai HSU

Setelah ditunggu dari pukul 22.00, Arifa tak kunjung menerima telepon dari Ricky hingga malam harinya.

“Dihubungi teleponnya tidak aktif,” kata Arifa.

Tak lama berselang, kakak Arifa yang berada di Banjarmasin juga menelepon. “Ternyata nyambung, saat ditanya apakah benar mau ke Tanjung ia bilang tidak jadi karena ada urusan mendesak mau ke Sekumpul lewat Amuntai. Setelah itu kembali nomor teleponnya tidak aktif,” ujarnya.

Alahkah terkejutnya Arifa ketika melihat berita di grup Facebook mengenai aksi viral bagi-bagi emas di Musala Darul Muttaqin, Amuntai Utara.

“Namun karena belum menjadi anggota grup belum bisa komen, setelah gabung baru saya memberikan komentar, ternyata sesuai ciri-ciri kakak itu,” jelasnya.

Setelah komentar itu, beberapa orang telah mengklarifikasi bahwa telah diberi emas. Menurut mereka, selain di tempat ibadah Ricky juga mendatangi rumah-rumah. Teranyar diketahui, Ricky juga muncul pada Kamis kemarin di Samsat Banjarbaru.

Singkat cerita, Ricky dikabarkan sudah pulang ke rumah di Palangkaraya sejak kemarin, Minggu (5/9). Menurut Arifa, kakaknya itu dalam kondisi tidak sadar membagikan emas-emas itu. “Karena berhalusinasi,” ujarnya.

“Emas yang dibagi kalau diuangkan sekitar Rp500 juta dengan uang Rp2 juta yang dibawanya,” beber Arifa.

Mirisnya, kata Arifa, emas yang dibagi-bagikan itu merupakan tabungan milik Ricky yang akan dijualnya ketika harga mulai naik.

“Waktu itu dia pikirannya masih normal,” ujarnya.

Diwartakan sebelumnya, aksi pria misterius bagi-bagi butiran emas tidak cuma berlangsung di Amuntai, melainkan di Banjarbaru.

Baru tadi, sasarannya adalah Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Samsat Banjarbaru. Empat butiran emas seberat 36,25 gram diberikan secara cuma - cuma olehnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Kejadian itu dibenarkan Kepala UPPD Samsat Banjarbaru Tommy Hariadi. Katanya, kejadian itu berlangsung pada Kamis (2/9) lalu.

img

"Informasi dari kawan - kawan, seperti itu," ujar Tommy kepada bakabar.com, Senin (6/9).

Aksi langka tersebut bermula pada Kamis sekitar pukul 14.30 ketika seorang pria turun dari mobil dobel kabin berwarna hitam dengan nomor polisi KH (Kalimantan Tengah). Ia tampak mengenakan jubah dan peci berwarna putih.

"Perawakannya kecil saja, dia masuk lalu salah satu tangannya membawa sepertinya Alquran yang dibungkus serban, dan tangan satunya memberikan butiran (emas) itu," ceritanya.

Lalu, pria itu berkata kepada para pegawai bahwa Alqurannya akan ia serahkan ke Sekumpul, Kabupaten Banjar. Sedang, ia meminta petugas agar memeriksa atau mengecek butiran yang diberikannya setelah tiga hari.

Tommy bilang kedatangan pria itu sejatinya untuk membayar pajak. Namun data untuk yang mau dibayarkannya itu tidak dapat diterima petugas.

"Kami tidak dapat terima dari yang bersangkutan, terus untuk pembayaran kita juga kan ada mekanismenya," sambungnya.

Beranjak pada Sabtu (4/9) Tommy menerima informasi dari Amuntai dan Kandangan terkait kejadian yang sama. Sehingga dilakukanlah pengecekan butiran itu ke Pasar Martapura.

"Oleh kawan-kawan ke Pasar Martapura, dan keterangannya memang dinyatakan asli emasnya," ungkapnya.

Adapun terkait nominal uang dari 4 butiran emas tersebut, Tommy mengaku kurang mengetahuinya.

Yang jelas, untuk kejadian di Samsat Banjarbaru, pria ini hanya memberikan butiran emas tanpa ada butiran lain seperti kejadian di daerah lainnya.

Enggan terjadi hal yang tidak diinginkan, maka Tommy berinisiatif mengoordinasikannya ke Polres Banjarbaru.

"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan makanya kita berkoordinasi dengan Polres, kita titipkan sementara ke Polres. Informasi polres, akan didalami dulu terus dikoordinasikan dengan kewilayahan lain, termasuk kalau ada informasi atau ada orang datang ke Samsat terkait itu akan dimediasi ke Polres Banjarbaru," tuntas Tommy.

Sebelumnya, nama "Darul Muttaqin" mendadak viral. Musababnya, seorang pria meletakkan sejumlah emas butiran di rumah ibadah yang berlokasi di Desa Kuangan, Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara ini.

Terkuaknya informasi itu bermula ketika sebuah postingan beredar luas di jagat dunia maya. bakabar.com lantas menelusurinya. Didapati kejadian tersebut berlangsung pada Selasa malam, 3 Agustus 2021.

Malam itu, sebuah mobil dobel kabin terlihat melewati langgar Darul Muttaqin. Mendengar anak-anak melantunkan maulid Habsyi dari dalam langgar, mobil hitam ini meluncur mundur.

Terkuaknya informasi itu bermula ketika sebuah postingan beredar luas di jagat dunia maya. bakabar.com lantas menelusurinya. Didapati kejadian tersebut berlangsung pada Selasa malam, 3 Agustus 2021.

Malam itu, sebuah mobil dobel kabin terlihat melewati langgar Darul Muttaqin. Mendengar anak-anak melantunkan maulid Habsyi dari dalam langgar, mobil hitam ini meluncur mundur.

Dari dalam mobil, turun seorang laki-laki bertubuh tinggi memakai baju gamis putih dan serban. Tanpa basa-basi, ia memasuki langgar.

"Sebelum turun, pria ini mengambil kain putih menutup kepala serta wajahnya," ujar seorang jemaah.

Di dalam langgar, sejumlah jemaah yang mayoritas anak-anak masih asyik melantunkan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Pria itu kemudian menyelipkan beberapa butir benda berwarna emas dan putih ke bawah buku syair salah satu jemaah yang tengah membaca kitab di atas rehal (sejenis meja lipat).

Jemaah pun dibuatnya heran. Sebab, usai menaruh bungkusan, pria ini pergi begitu saja.

Saat dibuka, kaget bukan kepalang jemaah menemukan sejumlah butir benda berwarna emas dan putih. Anak-anak pun mulai mengambili butiran emas itu.

"Bila ada orang datang, biasanya memberi makanan saja," ujar salah satu jemaah.

Total, tujuh butiran sebesar kelereng berwarna emas dan sejumlah batu putih yang ditinggalkan begitu saja oleh pria itu.

"Besoknya kami bawa satu butir ke Pasar Amuntai untuk diperiksa," ujar Imis, warga setempat kepada bakabar.com, dikonfirmasi terpisah, Sabtu (4/9).

Hasilnya, benda itu diketahui emas asli. Namun masih berbentuk curah.

"Rp700 ribu per gram orang mau membeli, tapi belum dijual menunggu dirapatkan," ujarnya.

Selanjutnya Imis pulang membawa kabar tersebut ke desanya. Lalu, ia mengumpulkan butiran emas itu dari anak-anak malam itu.

"Setelah dikumpulkan ternyata ada 10 butir," bebernya.

Setelah disepakati, Imis dan warga lainnya memutuskan untuk menjual emas itu ke sebuah toko di Pasar Amuntai. Saat ditimbang beratnya, kata dia, 19,67 gram dengan total harga Rp13,8 juta.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Uang itu, kata Imis, akan digunakan untuk keperluan perlengkapan Habsyi anak-anak. Sementara, untuk batu putih setelah dicek dengan alat pemilik toko ternyata tidak menunjukkan batu itu permata atau intan.

"Kami atas nama anak-anak Habsyi mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberi emas itu, semoga kebaikannya dibalas Allah SWT," pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Polres Hulu Sungai Utara belum mendapatkan laporan atau informasi detil kejadian langka ini.

"Kami masih pendalaman terkait informasi tersebut, mas," ujar Kapolsek Amuntai Utara, Ipda Budi Aji dikonfirmasi terpisah.

Dari dalam mobil, turun seorang laki-laki bertubuh tinggi memakai baju gamis putih dan serban. Tanpa basa-basi, ia memasuki langgar.

"Sebelum turun, pria ini mengambil kain putih menutup kepala serta wajahnya," ujar seorang jemaah.

Di dalam langgar, sejumlah jemaah yang mayoritas anak-anak masih asyik melantunkan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Pria itu kemudian menyelipkan beberapa butir benda berwarna emas dan putih ke bawah buku syair salah satu jemaah yang tengah membaca kitab di atas rehal (sejenis meja lipat).

Jemaah pun dibuatnya heran. Sebab, usai menaruh bungkusan, pria ini pergi begitu saja.

Saat dibuka, kaget bukan kepalang jemaah menemukan sejumlah butir benda berwarna emas dan putih. Anak-anak pun mulai mengambili butiran emas itu.

"Bila ada orang datang, biasanya memberi makanan saja," ujar salah satu jemaah.

Total, tujuh butiran sebesar kelereng berwarna emas dan sejumlah batu putih yang ditinggalkan begitu saja oleh pria itu.

"Besoknya kami bawa satu butir ke Pasar Amuntai untuk diperiksa," ujar Imis, warga setempat kepada bakabar.com, dikonfirmasi terpisah, Sabtu (4/9).

Hasilnya, benda itu diketahui emas asli. Namun masih berbentuk curah.

"Rp700 ribu per gram orang mau membeli, tapi belum dijual menunggu dirapatkan," ujarnya.

Selanjutnya Imis pulang membawa kabar tersebut ke desanya. Lalu, ia mengumpulkan butiran emas itu dari anak-anak malam itu.

"Setelah dikumpulkan ternyata ada 10 butir," bebernya.

Setelah disepakati, Imis dan warga lainnya memutuskan untuk menjual emas itu ke sebuah toko di Pasar Amuntai. Saat ditimbang beratnya, kata dia, 19,67 gram dengan total harga Rp13,8 juta.

Uang itu, kata Imis, akan digunakan untuk keperluan perlengkapan Habsyi anak-anak. Sementara, untuk batu putih setelah dicek dengan alat pemilik toko ternyata tidak menunjukkan batu itu permata atau intan.

"Kami atas nama anak-anak Habsyi mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberi emas itu, semoga kebaikannya dibalas Allah SWT," pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Polres Hulu Sungai Utara belum mendapatkan laporan atau informasi detil kejadian langka ini.

"Kami masih pendalaman terkait informasi tersebut, mas," ujar Kapolsek Amuntai Utara, Ipda Budi Aji dikonfirmasi terpisah.



Komentar
Banner
Banner