bakabar.com, BANJARMASIN – Ada fakta baru di balik gencarnya rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin menggelar simulasi pembelajaran tatap muka.
Simulasi pembelajaran tatap muka sejatinya akan dilakukan hingga dua pekan ke depan.
Dari penelusuran media ini, terkuak jika ancang-ancang untuk memulai kembali pembelajaran normal itu rupanya belum mengantongi izin Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTTP) Banjarmasin.
Dikonfirmasi, Ketua GTPP Covid-19 Banjarmasin, Hermansyah tak menampik temuan itu.
"Belum ada rekomendasi dari GTPP," ujar pria yang merangkap Plt wali kota Banjarmasin ini kepada bakabar.com, Selasa (17/11).
Tak hanya itu. Herman mengakui jika tidak menerima laporan adanya aktivitas pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Herman hanya memperoleh pemberitahuan setelah membaca beberapa berita koran dan daring tentang itu.
Akan tetapi, ia menerangkan sebelumnya Dinas Pendidikan (Disdik) sempat bertemu dengan dirinya untuk membahas pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Terus kita berikan arahan seperti ini dan ini, tapi pas turun ini kita tidak dapat laporan dan belum ada laporan khusus ke GTPP," ucapnya.
Atas keadaan itu, ia meminta harus ada koordinasi antara Disdik dan GTPP Covid-19 setempat dalam mengoperasionalkan sekolah tatap muka kembali.
"Karena mengumpulkan orang banyak harus mendapat rekomendasi dari GTPP. Baca peraturan per undang-undangan," pungkasnya.
Sementara hal tersebut berbanding terbalik dengan pengakuan Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto.
Totok menuturkan pembelajaran tatap muka ini akhirnya bisa digelar setelah izin dari Plt Wali Kota Banjarmasin, Hermansyah turun.
Termasuk juga rekomendasi dari Tim GTPP Covid-19 Banjarmasin.
“Iya, besok dimulai simulasinya. Sudah ada izin dari pak Plt Wali Kota dan Tim Gugus Tugas,” imbuhnya, Minggu kemarin.
Sesuai pantauan bakabar.com, ada empat lembaga pendidikan yang mengelar pembelajaran tatap muka. Yaitu SMPN 7, SMPN 10, SMPN 12 dan SMPN 31 Banjarmasin.
Dalam pelaksanaannya, khususnya di SMPN 10, terdapat keteledoran pihak sekolah. Mulai dari minimnya alat pengukur suhu atau thermo gun hingga sejumlah siswa yang tak menggunakan masker saat simulasi belajar-mengajar berlangsung.
Terancam Disetop