bakabar.com, BARABAI – Perlahan namun pasti, fakta-fakta di balik pembunuhan Rika Safitri (20) terungkap. Teranyar, mengenai dugaan motif pembunuhan anggota resimen mahasiswa (menwa) Stiper Amuntai tersebut.
Sandri terduga pembunuh Rika yang baru tadi diamankan polisi rupanya merasa sakit hati dengan korban.
“Tersangka Sandri sakit hati karena diminta membayar hutang kepada korban,” demikian keterangan akun terverifikasi milik Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Kalsel.
Kronologis pembunuhan, versi tim Resmob, Sabtu 2 April sore, Rika bersama adiknya berinisial ND bertolak dari Amuntai menuju Barabai.
Mereka hendak menuju rumah seorang bernama Rapi. Tiba di rumah Rapi keduanya bertemu Sandri. Sekitar pukul 18.30, masih mengutip keterangan kepolisian, keduanya keluar menggunakan sepeda motor Scoopy. Sedang ND ditinggal.
Sampai keesokan harinya, Rika tak kembali. Hingga akhirnya jasadnya ditemukan jelang waktu berbuka puasa di sebuah pondok milik warga Desa Haliau, Batu Benawa.
Menerima laporan, Tim Resmob Polda Kalsel bergerak bersama Tim Satreskrim Polres HST mencari keberadaan Sandri. Mengendus keberadaan Sandri di Kalteng, tim gabungan Polda Kalsel kemudian berkoordinasi dengan Polda setempat.
Titik terang pencarian pembunuh Rika mulai terlihat ketika tim mendapati informasi keberadaan Sandri di Desa Muara Kurun.
Singkat cerita, Selasa 12 April sekitar pukul 07.30, tim berhasil mengamankan Sandri. Namun tim harus melumpuhkan Sandri akibat terduga mencoba berontak dan berteriak untuk memprovokasi warga setempat. Tak ayal sebutir timah panas dari tembakan terukur petugas bersarang di kaki kanan residivis satu ini.
Ancaman Sanksi
Baru tadi ditangkap, jerat pidana berlapis kini menanti Sandri, 26 tahun.Musababnya, terungkap, jika warga Kalimantan Tengah ini tak hanya menganiaya Rika. Sandri diduga kuat juga memerkosanya.
Oleh karenanya, polisi menjerat Sandri dengan dua pasal sekaligus. Yaitu, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 285 KUHP pemerkosaan.
“Pasalnya berlapis, dugaan pembunuhan dan pemerkosaan,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel, Kombes Pol Hendri Budiman melalui Kasubdit III Jatanras, Andy Rahmansyah, Rabu pagi (13/4).
Selain menangkap Sandri, polisi turut menyita barang bukti berupa satu sepatu, jaket hitam dan celana panjang yang diduga digunakan saat aksi pembunuhan. Termasuk sepeda motor Scoopy yang pelat nomornya telah disamarkan pelaku.
Sosok Sandri
Pinta Keluarga Setelah Pembunuh Rika Menwa Amuntai Ditangkap
Sandri adalah pria terakhir yang diduga bertemu Rika. Ia perantauan asal Sampit yang ikut tinggal dengan orang tua tirinya di Barabai Darat.
Setelah penemuan jasad Rika, polisi gagal menginterogasinya. Penggerebekan yang dilakukan malam itu nihil. Sandri lebih dulu meninggalkan indekos di kawasan Bintara, HST.
Sandri rupanya melarikan diri ke Gunung Mas yang berjarak sekitar 6 jam atau 300 kilometer jauhnya dari Sampit.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Minggu 3 April, jasad Rika ditemukan di sebuah gubuk kebun milik warga Desa Haliau, Batu Benawa, HST. Beragam kejanggalan menyelimuti. Terlihat, kepala jasad sudah dikerumuni serangga.
Ditemukan pula bercak bekas darah. Serta, celana PDL hijau yang dikenakannya sobek, hingga sebagian pahanya terlihat.
Rika diduga tewas akibat hantaman benda tumpul di kepala belakang. Tak hanya itu, beragam barang Rika juga hilang. Mulai dari dompet, STNK beserta sepeda motornya.
Demikian dengan Iphone 13 Pro diduga tiruan yang hendak dikembalikannya.
Ya, sehari berselang, Rika bersama adiknya bertemu dengan Sandri. Mereka hendak menjual kembali Iphone tersebut.
Misteri Pembunuhan Menwa di Barabai, Rika Diduga Dibekap Diam-Diam
Namun, bersandar keterangan ND (adik Rika), Sandri yang mulanya menyanggupi tiba-tiba mengaku kekurangan uang.
Sandri kemudian membujuk Rika untuk mengikutinya ke Tanah Habang, 20 kilometer dari Barabai Barat.
Rika dengan sepeda motornya, sementara Sandri menggunakan sebuah truk berisi sayur. Sedang si adik ditinggal.
Hingga Minggu dini hari, Rika tak kunjung kembali. Di kebun yang jauh dari permukiman warga di Haliau itu, jasad Rika ditemukan oleh seorang pencari ikan jelang waktu berbuka puasa.
Kali terakhir ND melihat, pria yang bersama kakaknya itu memiliki ciri khusus. Berkulit putih, dengan badan penuh tato. Namun mengenai wajah, ND tidak terlalu memerhatikan, tetapi ingatannya tertuju pada akun "Sandri" yang menawar HP dagangan Rika di marketplace Facebook.
Rika dan Sandri diduga hanya saling mengenal lewat percakapan sebuah akun jual-beli Facebook. Selesai autopsi, jasad Rika kemudian dikebumikan di kampung halaman Patarikan, Hulu Sungai Utara. Sebagai penghormatan terakhir, pemakaman malam itu dilakukan secara militer lantaran lambang Mahanata yang dikenakan Rika saat wafat.