bakabar.com, MARABAHAN – Bukan perkara mudah memasarkan produk yang tak termasuk kebutuhan pokok. Hal tersebut dirasakan benar oleh pengrajin miniatur perahu di Barito Kuala.
Kendala paling dirasakan Sanang yang mempelopori pembuatan miniatur kapal dari Desa Belandean Muara. Terlebih dulu desa yang terletak di pesisir Sungai Barito ini sulit dicapai melalui darat, sebelum Jalan Trans Kalimantan dibangun.
Situasi sedikit berbeda ditemui Jamhuri yang meneruskan jejak sang kakek. Selain akses darat yang lebih baik, Jamhuri hidup di era media sosial.
“Kehadiran media sosial cukup membantu, sehingga kami bisa memasarkan miniatur perahu-perahu itu melalui Facebook,” papar Yusril, Kepala Urusan (Kaur) Desa Belandean Muara.
“Hasilnya cukup bagus, karena beberapa orang menghubungi untuk membeli. Selain dari Batola dan Banjarmasin, juga terdapat pembeli di Pulau Pisau, Kalimantan Tengah,” imbuhnya.
Kendati demikian, tetap saja Sanang dan Jamhuri membutuhkan strategi pemasaran dan membuat pembeli tidak perlu jauh-jauh datang ke Belandean Muara.
Situasi serupa ditemui Masrani dalam memasarkan miniatur jukung dan kelotok. Satu-satunya cara yang ditempuh adalah menitipkan penjualan kepada seorang rekanan.
“Biasanya miniatur perahu saya dibawa dan dijual di Pasar Terapung Kuin. Selebihnya pembeli yang datang ke rumah saya,” cerita Masrani.
Sementara Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor, mengapresiasi hasil karya miniatur perahu tersebut dengan menjanjikan promosi yang lebih baik.
“Kepada semua pengrajin dianjurkan membuat proposal yang diajukan ke Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag),” sahut Rahmadi.
“Kebetulan Batola sudah memiliki Rumah UMKM di Pasar Induk Handil Bakti. Dengan bantuan Diskoperindag, karya mereka dapat dipajang dan dan dijual di tempat tersebut,” tandasnya.
Baca Juga: Berawal Dari Iseng, Miniatur Perahu di Batola Dapat Diadu
Baca Juga: Survei LSI: 76,3 Persen Publik Dukung Presiden Terbitkan Perpu KPK
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif