bakabar.com, BANJARBARU - Ratusan jemaah mengikuti pelaksanaan salat Istisqa atau salat meminta hujan di depan Balai Kota Banjarbaru, Kamis (7/9) pagi.
Meski dirundung kabut asap tipis, namun tak menyurutkan antusias jemaah yang mayoritas aparatur sipil negara (ASN) lingkup Pemkot Banjarbaru itu.
Wali Kota Banjarbaru, M. Aditya Mufti Ariffin, menuturkan jika salat Istisqa ini dianjurkan Rasulullah SAW saat menghadapi puncak musim kemarau.
"Karena salat ini merupakan upaya dalam menghadapi Karhutla maupun kekeringan sebagai dampak dari puncak musim kemarau," katanya.
“Mudah-mudahan berkah, bermanfaat dan doa kita dikabulkan oleh Allah. Sehingga hujan turun dan asap di Banjarbaru maupun Kalsel bisa berkurang drastis,” sambungnya.
Baca Juga: Kebakaran di Jalan Irigasi Martapura, Sebuah Rumah Jadi Arang
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap ini, kata dia, tak hanya terjadi di Kalsel, namun juga dialami di beberapa provinsi lainnya di Indonesia.
“Untuk upaya antisipasi, seluruh perangkat pemerintah dan elemen masyarakat sudah mengimbau agar tidak membakar lahan di musim kemarau,” tuntasnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur Kalimantan Selatan, terkait salat Istisqa yang dilaksanakan serentak di 13 kabupaten dan kota.
Sebagai informasi, sebagian wilayah di kota Idaman terdampak kekeringan akibat kemarau. Di Kelurahan Cempaka dan Kelurahan Landasan Ulin Timur, misalnya, sumur- sumur warga mengering.
Karena itu, BPBD setempat membantu mendistribusikan air bersih ke tandon penampungan air atau hidran umum yang sudah diletakkan di lokasi untuk dapat diakses warga terdampak.