Kalsel

Tenang.. Stok Oksigen di Kalsel Tak Langka Seperti Daerah Lain

apahabar.com, BANJARBARU – Kelangkaan tabung oksigen mendera sejumlah daerah, namun tidak untuk Kalimantan Selatan. Kepastian tersebut…

Featured-Image
Antrean warga di salah satu pusat pengisian oksigen di Jakarta. Pemerintah memastikan fenomena serupa tidak terjadi di Kalsel. Foto: AP/Dita Alangkara

bakabar.com, BANJARBARU – Kelangkaan tabung oksigen mendera sejumlah daerah, namun tidak untuk Kalimantan Selatan.

Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Muhammad Muslim, Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalsel.

“Alhamdulillah cukup dan masih aman ya,” ujar Muslim kepada bakabar.com di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Senin (12/7).

Dari Banjarmasin, Dinas Kesehatan, telah meminta masyarakat untuk tidak panic buying atau memborong tabung oksigen demi keperluan pribadi.

"Jangan sampai panic buying ini terjadi. Percayakan penanganan pandemi Covid-19 ini kepada satgas Covid-19," ujarnya.

Meski begitu kelangkaan tabung oksigen dilaporkan belum mengancam Banjarmasin.

Kepala Puskesmas Pemurus Baru, Yanuar Diansa, misalnya, memastikan stok empat tabung gas oksigen di tempatnya aman meski sempat kosong.

"Kalau sudah diisi tinggal ambil di Dinkes. Alhamdulillah dinas memfasilitasi jadi aman saja," ucapnya kepada bakabar.com.

Sekalipun habis, Yanuar memastikan lebih karena digunakan untuk pasien ISPA atau infeksi saluran pernapasan.

Senada, Kepala Puskesmas Pekauman Afri mengatakan stok 10 tabung oksigen di tempatnya juga masih terisi penuh.

“Rinciannya, sebanyak 7 tabung oksigen kecil dan 3 besar. Saat ini masih tersedia," ujarnya.

Dinkes Banjarmasin memerintahkan setiap puskesmas mengisi ulang tabung oksigen yang kosong.

Hal ini sebagai bentuk antisipasi melonjaknya pasien Covid-19 yang memerlukan penanganan medis.

Dari Banjarbaru, ketersediaan tabung oksigen di RS Sultan Agung masih cukup. Bisa melayani semua pasien yang ada.

"Stok tabung oksigen ke depan, sesuai perhitungan masih cukup serta dalam batas aman baik itu untuk pasien umum maupun pasien Covid-19," ujar Direktur RSI Sultan Agung Banjarbaru, Rifqiannor.

Rifqi tak memungkiri bahwa penggunaan tabung oksigen cukup meningkat kala menangani pasien Covid-19.

"Memang setelah dibuka pelayanan Covid-19 kebutuhan oksigen meningkat cukup signifikan namun masih bisa terlayani," lanjutnya.

Denda Rp 50 Miliar

Kelangkaan tabung oksigen mendera sejumlah daerah di penjuru Indonesia. Di Jakarta, misalnya, kelangkaan akibat tingginya permintaan tabung gas oksigen di masyarakat, tetapi tidak tahu cara pemakaiannya.

“Seperti di Pasar Pramuka atau apotek, tabung gas oksigen itu habis. Tiba-tiba masyarakat banyak yang beli. Enggak tahu mereka tahu pakai atau tidak, pokoknya beli,” ujar Direktur Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Fridy Juwono, dilansir Kompas .com, awal Juli tadi.

Mengantisipasi kelangkaan, Polres Banjarbaru telah turun tangan.

Kapolres Banjarbaru, AKBP Doni Hadi Santoso memastikan anggotanya memantau setiap distribusi dan pengisian tabung di PT Samator.

“Belum ada penyimpangan atau dugaan penimbunan,” ujarnya, baru tadi.

Pun kapasitas oksigen di Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru, kata dia, saat ini masih tercukupi.

“Tapi lebih detailnya, minta saja datanya sama pihak rumah sakit,” imbuhnya.

Lantas, bagaimana jika ada distributor yang ketahuan menimbun oksigen?

“Kami akan kenakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, ada ancaman hukuman 12 tahun penjara dan ancaman hukuman sampai denda Rp50 miliar,” ujarnya.

Dilengkapi oleh Bahaudin Qusairi



Komentar
Banner
Banner