Terungkapnya identitas mayat itu setalah paman dari Suryadi, Y, memberitahukan keberadaan keponakannya itu.
Suryadi disebut dikubur usai cekcok dengan orang yang diduga masih keluarganya sendiri dua hari sebelumnya.
Informasi dihimpun bakabar.com, ada dua dari empat orang yang telah menyerahkan diri ke polisi.
“Memang ada dua orang kerabat korban yang masih kami periksa dan masih berstatus sebagai saksi. Keduanya yakni, Y dan H,” kata Kapolres AKBP Danang Widaryanto melalui Kasubag Humas Polres HST, Iptu Soebagio kepada bakabar.com, Jumat (7/5).
Penyidik polres, kata Soebagiyo masih belum menemukan alat bukti yang mendukung terhadap kasus kematian Suryadi.
“Sementara ini hanya keterangan dan pengakuan Y dan H saja. Y dan H mengakui kalau mereka berdua yang mengubur korban,” kata Soebagio.
Selain itu, keduanya juga menyebut dua orang lagi yang terlibat dalam kematian Suryadi. Satu orang ikut mengubur dan satunya lagi orang yang berkelahi dengan korban.
“Karena belum ada alat bukti yang mendukung, kami belum menetapkan siapa tersangkanya. Petugas terus berusaha secepat mungkin mengungkap kasus ini,” terang Soebagiyo.
Suryadi atau korban ini baru dua minggu di Tabat setelah kembali dari perantauannya. Semenjak di Tabat, dia disebut sering mengamuk jika meminta uang kepada salah satu keluarganya.
Diduga lantaran tersulut emosi karena terus-terusan dimintai uang, ada anggota keluarga korban yang naik pitam hingga terjadi penganiayaan yang menyebabkan kematian.
Dari foto-foto yang diterima bakabar.com, sebelum mayat dibawa untuk di autopsi, terlihat ada luka menganga di kepala korban. Kuat dugaan akibat kena benda tajam.
Hingga kini motif kematian Suryadi masih belum dipastikan kepolisian HST. Pun demikian dengan kronologisnya.
“Kita masih penyelidikan. Akan segera kita informasikan,” tutup Soebagiyo.