Operasi Pasar Ikan Murah

Tekan Inflasi, Pemprov Kalsel Gelar Operasi Pasar Ikan Murah

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui dinas kelautan dan perikanan provinsi setempat menggelar operasi pasar ikan murah di Kota Banjarmasin.

Featured-Image
Operasi pasar murah ikan yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel di Kota Banjarmasin pada 14-16 Maret 2023. Foto: Diskominfo Kalsel

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui dinas kelautan dan perikanan provinsi setempat menggelar operasi pasar ikan murah di Kota Banjarmasin.

Operasi pasar ikan murah ini dalam rangkaian operasi pasar sebagai upaya pengendalian inflasi yang digelar dari 14-16 Maret 2023, dengan bantuan subsidi.

Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel Nurhayana di Banjarmasin, Rabu (15/4) mengakui ratusan kilogram ikan disiapkan pada operasi pasar murah tersebut.

Jenis ikan yang dijual dengan bantuan subsidi sehingga harganya murah meriah itu, di antaranya, ikan patin, ikan lajang salmon, ikan lele bumbu, ikan nila bumbu, dan ikan bandeng.

Baca Juga: Jokowi Tiba di Kalsel Esok, 3 Lokasi Bakal Dikunjungi

Adapun untuk jenis ikan seperti patin dihargai Rp5 ribu perkilogram, ikan lajang salmon Rp10 ribu perkilogram, ikan lele bumbu Rp5 ribu perkilogram. Sementara ikan nila bumbu dijual dengan harga Rp10 ribu perkilogram dan ikan bandeng seharga Rp10 ribu perkilogram.

"Dalam dua hari ini sangat tinggi masyarakat yang membeli karena sangat murah," tuturnya. Nurhayana mengatakan, pasar murah ikan di Kota Banjarmasin adalah kegiatan kedua, sebelumnya di Kotabaru yang merupakan daerah tertinggi inflasi.

"Giat pasar ikan murah ketiga rencananya di Kabupaten Tabalong pada 18-20 Maret ini," imbuhnya.

Dijelaskan Nurhayana, kegiatan ini dilaksanakan oleh pemerintah provinsi yang bekerjasama dengan pemerintah daerah bertujuan menekan inflasi yang terjadi saat ini, khususnya di tiga daerah tertinggi inflasi.

Baca Juga: Menakar Kesiapan Kalsel Suplai Beras ke IKN

"Tujuannya agar masyarakat dapat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, sehingga terjadi keseimbangan di dalam daya beli dan tentunya ada perputaran uang yang stabil," ucap Nurhayana.

Sebagai informasi, inflasi di Kalsel diakibatkan oleh tingginya harga kebutuhan pokok, yakni, 6,11 persen hanya untuk komoditas beras lokal.

Ini bermula pada 2022, ketika pertanian padi di Kalsel diserang hama tungro. Akibatnya petani gagal panen, sehingga harganya terus naik hingga mencapai Rp20 ribu per liter.

Mahalnya harga beras lokal atau beras Banjar juga berdampak pada komoditas lainnya, sehingga memunculkan tingginya inflasi. Hal itu diperparah ketika harga ikan juga ikut terkerek naik.

Editor
Komentar
Banner
Banner