bakabar.com, BARABAI – Dalam kondisi yang tidak lagi sempurna, dua jembatan di ruas jalan nasional di Hulu Sungai Tengah (HST) dikhawatirkan ikut memantik inflasi.
Jembatan tersebut terletak di Desa Kapuh dan di perbatasan Desa Sirangut dengan Sungai Rangas. Akibat banjir besar yang melanda HST, kondisi kedua jembatan berubah.
Terjadi penurunan tanah, ditambah retakan sisi jalan maupun jembatan. Dikhawatirkan tidak lama lagi tanah di sisi jembatan segera ambruk.
Kondisi itu disampaikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) HST, ketika mengikuti High Level Metting dan Rakor Pengendalian Inflasi Kalimantan Selatan di Gedung Mahligai Pancasila.
“Kami berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel menindaklanjuti kondisi tersebut,” papar Plt Kabag Perekonomian dan SDA Setda HST, Ramadlan, Rabu (14/4).
“Seandainya kerusakan bertambah parah, distribusi barang bisa terhambat dan membuat laju inflasi tidak dapat dikendalikan,” tegasnya.
Kedua jembatan merupakan akses jalan nasional lintas provinsi yang menghubungkan HST, Balangan dan Tabalong.
Ruas jalan di Jembatan Kapuh yang sempat amblas, sudah diperbaiki secara geotextile di akhir Januari 2021. Namun tak bertahan lama, karena kondisi jalan mulai menurun.
Pun demikian dengan jembatan di Sirangut dengan Sungai Rangas. Oleh karena semakin amblas, dikhawatirkan terjadi kecelakaan akibat jalan yang bergelombang.
Sementara jembatan di Desa Muara Rintis, Kecamatan Batang Alai Utara, masih dalam perbaikan akibat longsor selebar 2 meter dan panjang 1 meter di sisi jalan.
Selama perbaikan berlangsung, kendaraan bertonase berat dilarang melintas. Mereka harus mengambil jalur alternatif melalui Birayang menuju Desa Batu Mandi di Balangan.
Terlepas dari kekhawatiran terhadap kondisi sarana transportasi, stok bahan pokok di HST dijamin tetap aman sepanjang Ramadan hingga Idulfitri.
“TPID HST akan merumuskan dan memetakan potensi unggulan agar inflasi terkendali, serta harus siap bersinergi dengan kabupaten/kota lain,” tutup Ramadlan.