Tak Berkategori

Tegar, Pemulung Ini Rawat 3 Anaknya yang Lumpuh

apahabar.com, BANJARMASIN – Kehidupan Faridi (51) dan Ernawati (46) , pasangan suami istri yang dikaruniai 7…

Featured-Image
Faridi beserta istri dan 3 anaknya yang lumpuh.Foto-apahabar.com/Ahc06

bakabar.com, BANJARMASIN – Kehidupan Faridi (51) dan Ernawati (46) , pasangan suami istri yang dikaruniai 7 anak sangat memprihatinkan. Faridi yang bekerja sehari hari sebagai pemulung dan Ernawati yang hanya ibu rumah tangga, harus berjuang keras merawat 3 anaknya yang mengalami kelumpuhan total serta 4 anak lainnya.

Faridi yang tinggal di Desa Pembataan, Liang Anggang, Banjarbaru itu bercerita pada bakabar.com pada Senin (17/6/2019) siang.

“Awalnya Erwan Budiana (27) ini aja yang sakit, waktu dia kelas 6 SD, terus di ikuti adik adiknya Ahmad Pahriadi (18) dan Agus Riyadi (13)," ujar Faridi.

Kelumpuhan yang dialami ketiga anak lelakinya itu dimulai sejak kelas 6 SD, dan diawali dengan tiba-tiba jatuh ketika berjalan.

“Awalnya jatuh aja waktu jalan terus lama kelamaan jadi lumpuh,” ujar Erwan.

Melihat kondisi anaknya, Faridi membawanya ke rumah sakit. Setelah pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa anaknya menderita penyakit DMD yang obatnya sudah tidak tersedia.

“Kata dokternya, sakit DMD tapi obatnya sudah gak ada lagi,” kata Faridi.

Pihak Rumah Sakit menyatakan penyebab kelumpuhan ini adalah faktor genetik. Namun, tidak ditemukan dalam silsilah keluarga mereka yang mengalami penyakit yang sama.

“Kalau di keluarga tidak ada yang mengalami kelumpuhan ini, tapi mungkin karena ada pernikahan dekat, itu dulu nenek-kakek (kawin) sepupu satu kali,” lanjut Faridi.

Sebelumnya Erwan dan Pahriadi pernah mendapatkan terapi medik dari salah satu komunitas kepedulian. Sayangnya, terapi itu telah dihentikan.

Secara khusus tidak ada obat yang dapat mengobati kelumpuhan total ini. Akan tetapi dari pihak dokter memberikan vitamin B komplek namun juga dihentikan.

“Dulu itu dikasih obat vitamin B komplek, lama sudah dikonsumsi tapi tidak berpengaruh, jadi di hentikan dari pada nanti jadi sakit ginjal,” sambungnya

Agus Riyadi yang merupakan anak ke 6 sebelum mengalami kelumpuhan sempat di kontrol kesehatannya di rumah sakit, tetapi walau begitu tetap mengalami lumpuh pada tahun 2018 lalu.

Walau mengidap kelumpuhan total Erwan Budiana, Ahmad Pahriadi, dan Agus Riyadi tetap bersemangat belajar. Erwan anak pertama mengalami kelumpuhan sejak duduk di kelas 6 SD sekitar tahun 2003. Selanjutnya Ahmad Pahriadi anak keempatnya pada tahun 2014 dan Agus Riyadi anak keenam mengalami kelumpuhan sejak tahun lalu.

Walau mereka bertiga mengalami kelumpuhan, namun penyakit itu tidak berpengaruh terhadap kecerdasan mereka sehingga Erwan dapat meluluskan sekolah SMA-nya.

Saat ini Ahmad Pahriadi sedang menjalani ujian semester di SMKN 4 Banjarbaru. Sedangkan Agus Riyadi baru saja lulus SD. Kini, ia melanjutkan sekolahnya di SMP 10 Banjarbaru.

"Pahriadi sempat mengalami kesulitan untuk belajar di SMKN 4. Namun, dengan bantuan pengawas SMK, ia dapat belajar di SMKN 4," ujar ketua FKPI Banjarbaru, Umisaroh.

Dia mengatakan fasilitas yang diperlukan untuk pengidap kelumpuhan sangat penting seperti mobilitas kursi roda yang digunakan siswa yang berkebutuhan khusus atau lumpuh.

"Menggali potensi yang ada di anak adalah fungsi pendidikan," lanjut umi.

Sehingga menurutnya, sekolah harus menerima dan tidak menolak anak yang mengidap kelumpuhan karena mereka mampu tapi berbeda.

“Tidak ada masalah di akademik, tidak ada masalah di kecerdasan” Lanjut Umi.

Guru pembimbing khusus dan konseling di SMKN 4 Banjarbaru, Keezeniyah juga membenarkan hal itu.

Sementara ini bantuan hanya ada dari BPJS, KIP, dan PKH. Kartu program keluarga harapan, dapat Rp1,8 juta per 3 bulan untuk pendidikan ke 7 anaknya. Sedangkan untuk kesehatan menggunakan BPJS, serta KIP akan di transfer ke Atm pribadi anak penerima.

Baca Juga: Seleksi Atak Diang Batola Diperketat

Baca Juga: Calon Jemaah Haji Batola Meningkat

Reporter: Ahc06
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner