bakabar.com, JAKARTA - PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkap bahwa versi hybrid All New Kijang Innova Zenix bakal mendongkrak penjualan kendaraan MPV (Multi Purpose Vehicle) medium yang diproduksi di Indonesia itu.
"Bicara soal target penjualan, kami mematok minimal penjualannya sama dengan Innova sebelumnya. Tapi karena ini ada versi hybrid, kami perkirakan bisa lebih tinggi," kata Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy disela peluncuran di Jakarta, Rabu (23/11).
Dijelaskannya, saat awal kehadirannya konsumen lebih memilih kendaraan dengan spek tertinggi dan karena kini pada All New Kijang Innova Zenix ada versi hybrid, maka diperkirakan akan banyak pemesanan di varian tersebut.
Hal itu, lanjutnya, karena konsumen otomotif semakin paham dengan kendaraan elektrifikasi, khususnya hibrid, yang tidak hanya hemat bahan bakar tapi juga ramah lingkungan.
"Hampir semua model (Toyota) yang ada hibridnya mendominasi penjualan antara 60 sampai 90 persen, seperti Camry, CH-R, dan Corolla," kata Anton.
Baca Juga: Mengupas Spesifikasi Toyota All New Kijang Innova Zenix
Untuk diketahui, All New Toyota Kijang Innova Zenix memiliki 5 tipe yaitu dua berbasis bensin dan tiga hybrid, dan untuk varian hibrid (HV) bakal mendominasi meskipun harga lebih tinggi.
Mengenai harga varian All New Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dibanderol mulai dari Rp458 juta (tipe G), Rp532 juta (tipe V), dan spek tertinggi Rp611 juta (tipe Q).
Sedangkan varian bensin hanya Rp419 juta (tipe G) dan Rp467 juta (tipe V) per unit.
Berdasarkan data TAM hingga Oktober 2022, rata-rata penjualan Kijang Innova mencapai sekitar 3.000 unit per bulan.
Baca Juga: Toyota All New Kijang Innova Zenix Hadir dengan 3 Tipe, Harga Mulai Rp419 Juta
Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto mengatakan, dengan adanya All New Kijang Innova Zenix Hybrid akan semakin banyak konsumen di Indonesia yang berkontribusi bagi penurunan emisi.
Karena itu, menurutnya, tidak tertutup kemungkinan Toyota menyematkan teknologi ramah lingkungannya itu pada kendaraan yang pasarnya besar di Indonesia, seperti Avanza.
"Kita kan maunya begitu, jadi akan semakin banyak yang berkontribusi penurunan karbon. Tapi ada tahapan-tahapannya. Ini guna mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada 2060," ujar Henry.