Hot Borneo

Tali Asih Kapolresta Banjarmasin ke Keluarga Subhan: Tidak Ada Motif Apapun

apahabar.com, BANJARMASIN – Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo memberi tali asih kepada keluarga Subhan. “Santunan ini…

Featured-Image
Kapolresta Banjarmasin Kombes Sabana Atmojo saat memberikan tali asih kepada keluarga mendiang Subhan. Foto: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo memberi tali asih kepada keluarga Subhan.

“Santunan ini merupakan bentuk empati,” kata Kombes Sabana, Senin (20/7).

Sebelumnya, Kombes Sabana juga memberikan bantuan untuk acara haul hingga 100 hari kematian Subhan kepada keluarga.

Meski begitu, Kombes Sabana menegaskan pemberian santunan itu semata sebagai bentuk empati.

“Semua ikhlas karena Allah,” ujarnya.

Kematian Berulang Target Kepolisian Kalsel, Prof Denny: Polanya Terlihat Jelas

Lalu bagaimana tindak lanjut pengusutan mengenai dugaan penganiayaan Subhan selama dalam penahanan?

Pengusutan kasus, kata dia, juga masih berlanjut di Bidang Propam Polda Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Hasil dan mekanismenya ada aturan,” jelasnya.

Sabana mengatakan tak ada intervensi apapun selama proses penyelidikan bergulir di propam.

“Anggota ulun [saya], ulun periksa semua. Kalau memang salah ya hukum,” ujarnya.

Bukan Perdamaian

@apahabarcom

Tahanan Tewas di Banjarmasin, Ditangkap, Tanpa Kabar, Pulang Tak Bernyawa #tiktokberita#banjarmasin

♬ suara asli – bakabar.com – bakabar.com

Pemberian tali asih dari orang nomor satu di jajaran Polresta Banjarmasin itu pun disambut baik Sonia.

Sonia terlihat sangat berterima kasih atas kepedulian yang diberikan oleh Sabana.

Apalagi Sonia juga melihat jika Kombes Sabana terlihat ikhlas memberikan santunan.

“Pemberian itu tidak didasari motif apapun. Tidak ada hitam di atas putih soal perjanjian damai,” bebernya.

Ditanya apakah ada niatan untuk melapor?

Sonia hanya menjawab jika dirinya masih trauma atas kejadian yang menimpa suaminya. Saat ini dia hanya ingin menenangkan diri terlebih dahulu.

“Kami sekeluarga masih merembukkan,” tuturnya.

Sebagai pengingat, Subhan tewas setelah delapan hari ditangkap di kediamannya, Jalan Pekapuran B Laut, Gang Hasanuddin, Banjarmasin Tengah, Jumat sore (3/6).

Saat penangkapan, keluarga melihat jika Subhan sempat diseret lalu dipukuli sebelum diamankan ke Mapolres Banjarmasin.

Dari hasil pemeriksaan, polisi menyebut Subhan mengakui jika dua paket sabu yang tergeletak di depan kantor Kelurahan Pekapuran Laut itu adalah miliknya.

Delapan hari ditahan, Subhan dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Sabtu (11/6).

Kematian Subhan kemudian dirasa keluarga sarat akan kejanggalan. Sebab didapati luka hingga lebam di sekujur tubuhnya. Namun kepolisian menyebut lebam itu sebagai efek penggunaan narkotika.

Berselang kemudian, tim Propam Polda Kalsel diperintahkan turun tangan. Penyebab kematian Subhan diusut.

Sejumlah personel Satresnarkoba Banjarmasin jadi terperiksa. Mereka diperiksa intensif di Mapolda Kalsel sejak Selasa (14/6).

Dimintai pendapatnya, Pemerhati Hukum dari Borneo Law Firm, Muhammad Pazri memandang penyelidikan kasus kematian Subhan harus tetap diusut tuntas.

“Terlepas nanti dihentikan atau tidak, pada intinya proses penyelidikan harus diselesaikan,” ujar Pazri. “Ini sudah menjadi konsumsi publik.”

Kendati begitu, Pazri melihat publik mesti menghormati pilihan keluarga Subhan jika ada perdamaian antara keluarga dengan polisi.

Polisi pun diminta untuk tetap mengedepankan pendampingan psikis kepada istri dan dua anak Subhan yang masih balita.

Giliran Kompolnas Pelototi Tewasnya Tahanan Banjarmasin: “Sudah Saatnya Penyidik Dibekali Kamera Badan”



Komentar
Banner
Banner