Relax

Tak Terima Dicap Suporter Bola Paling Rusuh, Begini Kisah The Jakmania

apahabar.com, JAKARTA – Pendukung tim Persija Jakarta, The Jakmania, baru-baru ini berseteru dengan Nessie Judge. Pasalnya,…

Featured-Image

bakabar.com, JAKARTA – Pendukung tim Persija Jakarta, The Jakmania, baru-baru ini berseteru dengan Nessie Judge. Pasalnya, mereka tak terima dicap sebagai salah satu suporter bola paling rusuh di dunia.

Kericuhan ini bermula ketika sang YouTuber mengunggah konten berjudul SUPPORTER BOLA PALING RUSUH DAN ANARKIS DI DUNIA pada Jumat (19/8). Dalam video tersebut, menurut The Jakmania, Nessie seolah menjelek-jelekkan pendukung Persija Jakarta itu.

img

Nessie Judge menjadi sorotan The Jakmania karena review di viedo youtubenya (Foto: Okezone)

Tak sedikit Jakmania yang menggeruduk media sosial Nessie untuk meminta penjelasan soal konten tersebut. Bahkan, perseteruan ini sampai berujung somasi, sebagaimana dituturkan Ketua Umum Jakmania, Diky Soemarno, melalui akun Twitter pribadinya.

Di samping itu, Diky tak menampik bahwa kerusuhan yang dibahas Nessie dalam kontennya memang benar terjadi. Namun, Ketum Jakmania itu mengeklaim pihaknya saat ini sudah berproses menjadi pendukung yang lebih dewasa.

Catatan Kelam Kerusuhan Jakmania

Suka tak suka, kerusuhan Jakmania memang kadung terukir dalam sejarah persepakbolaan Tanah Air. Misalnya, pada 2016 silam, pendukung Persija Jakarta ini sempat menggegerkan kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Aparat kepolisian pun dibuat kelimpungan dengan ulah anarkis mereka.

Tatkala tim berjuluk Macan Kemayoran itu kebobolan dari lawan, Sriwijaya FC, salah seorang Jakmania merangsek masuk ke dalam lapangan. Mereka bahkan menyerang anggota polisi yang kebetulan berada di tengah lapangan.

Kerusuhan juga pecah di luar stadion. Lagi-lagi, seorang anggota polisi menjadi bulan-bulanan massa. Dirinya sampai mengalami luka cukup serius, antara lain luka di bagian kepala, pelipis wajah, dan mata.

Mobil dinas polisi yang terparkir depan pintu III stadion turut menjadi sasaran massa. Amukan massa juga menyasar lima sepeda motor, di mana satu di antaranya disinyalir milik jajaran Brimob Polda Metro Jaya.

Berdasarkan data yang dihimpun Polda Metro Jaya, sebagaimana dikutip dari Liputan6, tercatat lima anggota kepolisian terluka, 19 suporter mengalami sesak napas, dua mobil rusak, dan lima sepeda motor dibakar.

Berawal dari Niat Positif

Terlepas dari tindakan anarkis yang menjadi catatan kelam, eksistensi Jakmania sebenarnya tumbuh dari niat positif. Keberadaan suporter yang identik dengan warna oranye itu bermula dari gagasan salah seorang pendukung, Ferry Indrasjarief.

Kala itu, tepatnya saat Liga Indonesia pada 1997 digelar, Ferry menilai Persija tak punya wadah suporter yang memadai. Alhasil, pada 19 Desember 1997, terbentuklah The Jakmania sebagai wadah pendukung untuk belajar mencintai Jakarta.

Peresmian The Jakmania sendiri dilakukan melalui deklarasi yang dihadiri 40 orang, termasuk manajer tim Persija kala itu, Diza Rasyid Ali. Deklarasi tersebut berlangsung di Graha Wisata Kuningan, Jakarta.

Pada saat itu pula, nama Muhammad Gunawan Hendromartono alias Gugun Gondrong muncul sebagai Ketua Umum Jakmania yang pertama.

Bukan Organisasi Pendukung Persija yang Pertama

The Jakmania yang terkenal sampai saat ini, ternyata bukanlah organisasi pendukung Persija yang pertama. Pada 1994, pendukung tim Macan Kemayoran itu dikenal dengan sebutan Persija Fans Club.

Organisasi tersebut diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Idroes, tepatnya pada Desember 1994. Sayangnya, barisan Persija Fans Club gagal meraih simpati pendukung secara luas, sehingga tak bertahan lama. (Nurisma)

Komentar
Banner
Banner