bakabar.com, BANJARMASIN – Hampir dua tahun pembelajaran daring, sejumlah pelajar SMA dan SMK di Kalimantan Selatan dilaporkan sudah menikah. Laporan ini diterima Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Provinsi Kalsel, Tumiran.
Menurutnya, kondisi ini terjadi lantaran selama pandemi para siswa hanya belajar di rumah, tak pernah lagi ke sekolah. Alhasil, para orang tua murid yang sudah tak sanggup terpaksa memilih menikahkan anaknya.
"Memang tidak banyak, tapi ada beberapa siswa yang sudah menikah berdasar laporan," ucapnya, Selasa (9/11).
Sejatinya, sistem daring atau pembelajaran jarak jauh memang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona di lingkungan sekolah. Namun faktanya, belajar daring ini banyak dikeluhkan siswa, terlebih yang berada di daerah pedalaman.
"Bahkan, ada yang sampai harus naik dulu ke dataran tinggi untuk mencari sinyal seperti di daerah Balangan dan Kotabaru," ujarnya.
Masalah lain yang dialami, yakni soal keterbatasan fasilitas. Beberapa siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu sulit untuk memiliki handphone canggih, sehingga tak bisa belajar daring.
Atas dasar tersebut, Tukiman menilai pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah sangat penting diberlakukan, dengan catatan memperhatikan sederet ketentuan dan protokol kesehatan.
"PTM sangat diperlukan untuk menghindari siswa yang menikah, dan beberapa masalah lain yang tadi," tuntasnya.