Kalsel

Tak Sampai Seminggu, PDAM Batola Terima 5.000 Pengaduan

apahabar.com, MARABAHAN – Akibat kebocoran pipa, PDAM Barito Kuala Unit Alalak menerima 5.000 pengaduan dalam seminggu…

Featured-Image
Sejumlah pekerja melakukan pemindahan pipa induk PDAM Barito Kuala yang terkena imbas pelebaran Jalan Trans Kalimantan. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Akibat kebocoran pipa, PDAM Barito Kuala Unit Alalak menerima 5.000 pengaduan dalam seminggu terakhir.

Kualitas air PDAM yang dirasakan warga Kecamatan Alalak memang menurun dalam sepekan terakhir. Setelah air keruh berlumpur, jaringan juga sempat macet.

Akibatnya PDAM pun kebanjiran komplain. Tidak kurang 3.000 pengaduan diterima melalui telepon, sedangkan sisanya diterima petugas yang sedang berada di lapangan.

“Kami pun tidak sempat santai, karena harus satu per satu mendatangi pelanggan. Tak cuma satu, karena tetangga kiri kanan pengadu juga minta ditangani,” papar Kepala PDAM Batola Unit Alalak, Sarwiji, Sabtu (14/12).

“Kalau yang mengadu malam, mungkin pagi bisa didatangi. Namun karena yang mengadu ribuan, otomatis berurutan dan mungkin memakan waktu dua atau tiga hari,” imbuhnya.

Penyebab air keruh tersebut adalah kebocoran pipa induk, setelah terkena alat berat pelebaran Jalan Trans Kalimantan di Handil Bakti. Kebocoran membuat air galian masuk pipa induk dan mengotori air PDAM.

“Masalah ini sudah diatasi dengan penggantian pipa, diikuti pencucian jaringan pipa untuk membuang air kotor,” jelas Sarwiji.

“Namun masalah belum selesai, karena pencucian menimbulkan sumbatan endapan dalam pipa distribusi. Oleh karena tak bisa dikuras, mau tak mau pelanggan harus membuka kran rumah sampai air tidak lagi kotor,” imbuhnya.

Tercatat PDAM sudah memindahkan pipa sepanjang 12 kilometer, seiring pelebaran Jalan Trans Kalimantan. Selama proses tersebut, sekitar 17.804 pelanggan juga terimbas.

“Pipa yang dipindah sudah mencapai 12 kilometer. Setelah berkoordinasi dengan Dinas PUPR, pipa diletakkan dalam sungai,” ungkap Sarwiji.

“Posisi baru juga sudah mengantisipasi, seandainya dilakukan penyiringan atau pembuatan trotoar,” tandasnya.

Baca Juga:Per November 2019, 362 Wanita di Batola Pilih Menjanda

Baca Juga:Batola Kembali Terima Penghargaan Peduli HAM

Reporter: Bastian Alkaf

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner